Jaksa Paris, pada Minggu (13/8), mengambil alih penyelidikan terhadap kematian sedikitnya enam migran setelah kapal yang mereka tumpangi tenggelam saat melintasi Selat Inggris, yang terletak di antara Prancis dan Inggris, sementara polisi memburu para penyelundup yang bertanggung jawab dalam insiden tersebut.
Jaksa di kota pelabuhan Boulogne awalnya memulai penyelidikan itu pada hari Sabtu (12/8), beberapa jam setelah tragedi terjadi, namun kemudian investigasi itu dialihkan ke Paris, kata pejabat dari kedua kantor kejaksaan itu kepada AFP.
Enam pria Afghanistan tewas ketika sebuah kapal migran yang diduga mengangkut 66 orang menuju Inggris tenggelam di selat itu pada Sabtu dini hari.
Sebagian besar penumpang kapal itu adalah migran asal Afghanistan dan beberapa di antaranya berasal dari Sudan, “serta beberapa orang anak,” kata otoritas kelautan Prancis, Premar. Penjaga pantai Inggris dan Prancis menyelamatkan 59 orang, namun jumlah korban tewas saat ini masih bersifat sementara.
Meskipun pencarian di laut dihentikan pada Sabtu malam, kapal-kapal yang melintasi Selat Inggris diimbau untuk waspada. Premar menekankan pada Minggu, “Kami tidak yakin apakah masih ada korban yang belum ditemukan.”
Pada Sabtu, menteri muda untuk urusan kelautan Prancis, Herve Berville, mengecam “penjahat perdagangan manusia” yang ia sebut bertanggung jawab atas kematian para migran. Ia berjanji akan memerangi jaringan penyelundupan manusia itu.
Pada Minggu, sekitar 200 orang berkumpul di Calais menuju pelabuhan untuk memberikan penghormatan kepada mereka yang telah tewas.
Mereka berpawai sambil membawa spanduk besar berisi nama 376 migran yang kata aktivis telah tewas dalam upaya mereka menyeberangi Selat Inggris yang berbahaya sejak 1999.
“Orang-orang ini mati karena ketidakpedulian semua pihak,” demikian bunyi pernyataan “Deces”, aliansi asosiasi yang membantu penguburan atau pemulangan korban-korban penyeberangan.
Pernyataan itu juga mengecam pemerintah Prancis karena terus-menerus melecehkan dan menolak memberikan hak-hak dasar para migran. Aliansi itu juga menanyakan kepada pihak berwenang di Prancis dan Inggris apakah mereka akan mengizinkan para penyintas insiden kapal tenggelam itu untuk dipertemukan kembali dengan keluarga mereka. [rd/rs]