Paris tidak akan menyiarkan pertandingan Piala Dunia Qatar 2022 dengan layar raksasa di zona publik di tengah keprihatinan seputar pelanggaran hak-hak pekerja migran di Qatar dan dampak lingkungan dari penyelanggaraan turnamen tersebut di negara itu.
Langkah tersebut mengikuti keputusan sejumlah kota di Prancis lainnya, meskipun Prancis datang ke dalam kompetisi tersebut sebagai juara bertahan.
BACA JUGA: Organisasi HAM Serukan FIFA Singkirkan Iran dari Piala Dunia“Kami memiliki kekhawatiran dengan kondisi lingkungan dan sosial di balik (penyelenggaraan) turnamen ini dan (Piala Dunia 2022 Qatar) bukanlah contoh yang baik dari peristiwa besar yang hendak kami promosikan di Paris,” kata Pierre Rabadan, deputi wali kota Paris untuk urusan olah raga, pada Selasa (4/10).
Langkah tersebut diambil meskipun klub sepak bola di kota itu, Paris Saint-Germain, dimiliki oleh Qatar Sports Investments.
Meskipun Paris tidak langsung mengkritik Qatar, semakin banyak kota di Prancis menolak untuk memasang layar televisi besar guna menyiarkan pertandingan Piala Dunia karena memrotes catatan hak asasi manusia Qatar.
BACA JUGA: Mayoritas Fans Piala Dunia Dukung Kompensasi bagi Pekerja Migran di QatarArnaud Deslandes, wakil wali kota Lille, mengatakan dengan membatalkan acara nonton bareng Piala Dunia Qatar, kota tersebut hendak mengirimkan pesan kepada badan sepak bola dunia FIFA tentang dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh penyelenggaraan piala dunia di Qatar.
Qatar, negara yang kaya akan minyak, telah mendapat kritik keras dalam satu dekade terakhir soal perlakuan mereka terhadap para pekerja migran, yang kebanyakan berasal dari Asia Selatan, yang dipekerjakan untuk membangun sejumlah stadion bernilai miliaran dolar, jalur metro, jalan raya dan juga hotel untuk persiapan menuju Piala Dunia 2022. [jm/lt/rs]