Paris memberi penghormatan kepada tentara AS, para pejuang Perlawanan Perancis, dan pihak-pihak yang membantu membebaskan Kota Cahaya dari pendudukan Nazi pada 75 tahun yang lalu.
Warga yang larut dalam perayaan tampak berdansa, berciuman, menangis haru, dan rasa syukur, dalam perayaan pada Minggu(25/8/2019), kantor berita Associated Press melaporkan.
Para petugas pemadam kebakaran membentangkan bendera Perancis yang besar dari Menara Eiffel, menghidupkan kembali saat bendera tiga warna Perancis dijahit dari kain seprai dan dinaikkan di atas Eiffel 75 tahun yang lalu, untuk menggantikan bendera swastika yang telah berkibar selama empat tahun lamanya.
Puluhan jip, kendaraan lapis baja, sepeda motor, truk era Perang Dunia II, hingga warga yang kompak mengenakan seragam dan gaun era perang berpawai melewati wilayah selatan Paris, menelusuri kembali masuknya tank Perancis dan AS ke dalam kota yang dijuluki “Kota Cahaya” tersebut pada 25 Agustus 1944.
Di antara mereka yang menonton parade tersebut adalah Roger Archer (96). Salah satu dari segelintir veteran yang masih hidup. Saat itu, Archer memasuki Paris bersama divisi lapis baja kedua pimpinan Jenderal Philippe Leclerc de Hauteclocque sekitar dini hari. Ia pun mengingat bagaimana pertempuran tersebut mengganas saat mereka bergerak menuju ke dalam kota.
“Saya hampir terbunuh,” ungkapnya.
Sebuah grup musik beraliran Dixieland tampil di atas truk tentara pada akhir parade, yang berakhir di sebuah situs museum baru mengenai pembebasan dan Pemberontak Perancis.
Dikenal sebagai permatanya kota-kota Eropa, Paris mengalami dampak kerusakan yang relatif kecil pada Perang Dunia II. Namun, para warganya tersiksa, kelaparan, hingga rasa tidak percaya setelah 50 bulan dikuasai Nazi.
Pembebasan Paris penuh kegembiraan tetapi juga kacau. Pembebasan ini lebih cepat dan mudah bagi Sekutu ketimbang sengitnya pertempuran di Normandia dan bentangan pagar tanamannya yang dipenuhi senjata. Namun, pertempuran di Ibu Kota Perancis tersebut menewaskan hampir 5.000 orang, termasuk warga sipil Paris, tentara Jerman, dan anggota Pemberontak Perancis yang sabotase dan serangannya mempersiapkan kota tersebut untuk pembebasan.[ga/ft]