Kongres Chili pada Selasa (11/4) meloloskan legislasi yang diperjuangkan keras untuk secara bertahap mengurangi jam kerja dalam sepekan dari 45 jam menjadi 40 jam. Ini merupakan kemenangan legislatif bagi Presiden Gabriel Boric di tengah popularitasnya yang goyah.
Legislasi tersebut, yang mendapat dukungan melimpah dengan 127 suara berbanding 14 menolak, muncul pada waktu di mana berbagai negara di seluruh dunia, seperti Inggris dan Spanyol, sedang bereksperimen mengurangi lebih jauh jumlah jam kerja mingguan.
Elizabeth Perez, seorang warga setempat, mengatakan, “Ini bagus karena orang-orang punya lebih banyak waktu untuk keluarga, dan dengan tingkat upah yang sekarang ini, orang dapat mencari sumber penghasilan lainnya, jadi ini tidak buruk.”
Beberapa perusahaan di Chili telah mengumumkan bahwa mereka akan mengadopsi legislasi tersebut, termasuk perusahaan tembaga raksasa milik negara Codelco, yang awal tahun ini mengatakan akan berupaya menerapkan 40 jam kerja per minggu pada 2026.
Beberapa perusahaan yang lebih kecil telah mengkritik undang-undang baru tersebut, dengan mengatakan mereka tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk merekrut lebih banyak pekerja dan mengganti jam kerja yang hilang. [uh/ab]