Parlemen Inggris Hadapi Keputusan Brexit, Drama dan Tenggat

Seorang pengunjuk rasa pro-Brexit berdiri di luar Gedung Parlemen di London, Inggris, 7 Februari 2019 (foto: Reuters/Henry Nicholls)

Dijadwalkan keluar dari Uni Eropa dalam waktu kurang dari tiga minggu, anggota parlemen Inggris siap memilih tiga arah negara itu yang sangat berbeda: sepakat, tidak sepakat atau menunda.

Majelis Rendah dijadwalkan melakukan pemungutan suara kedua hari Selasa mengenai kesepakatan yang menjabarkan persyaratan keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Perdana Menteri Theresa May dan pejabat Uni Eropa menyetujui perjanjian itu Desember lalu, tetapi anggota parlemen Inggris, dengan suara 432 banding 202, Januari lalu menolaknya. Untuk disetujui sebelum 29 Maret, hari yang ditetapkan untuk Brexit, May perlu membujuk 116 dari mereka untuk mengubah keputusan - tugas yang sulit.

Tentangan atas kesepakatan itu di Parlemen berpusat pada bagian yang dirancang untuk memastikan tidak ada pemeriksaan pabean atau pos-pos perbatasan antara anggota Uni Eropa, Irlandia dan Irlandia Utara yang berada dibawah Inggris. Anggota Parlemen yang pro-Brexit tidak senang, bahwa "pemeriksaan" di perbatasan membuat Inggris terikat aturan dagang Uni Eropa. May telah mengupayakan perubahan untuk meyakinkan mereka bahwa situasi itu hanya sementara, tetapi Uni Eropa menolak membuka kembali perjanjian penarikan. [ka]