Hari Sabtu (18/10), parlemen Irak memilih Khaled al-Obeidi, seorang anggota parlemen Sunni dari kota Mosul sebagai menteri pertahanan yang baru. Sementara itu, Mohammed al-Ghabban, seorang anggota parlemen Syiah dari blok politik yang kuat terpilih menjadi menteri dalam negeri.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan hasil pemilihan itu merupakan langkah menuju penguatan koalisi memerangi ISIS.
Pemilihan menteri untuk kedua posisi penting itu terjadi selama berlangsung gelombang kekerasan di Baghdad.
Sejak hari Jumat, serangkaian bom mobil telah menewaskan sedikitnya 24 orang.
Salah satu serangan terjadi di dekat sebuah kafe di kawasan pemukiman Syiah, Baladiyat.
Anggota parlemen Irak menyetujui dua posisi penting menyangkut keamanan, yakni menteri pertahanan dan menteri dalam negeri dalam pemerintahan Perdana Menteri Haider al-Abadi. Langkah ini juga menyelesaikan pembentukan kabinet baru di tengah perang melawan ISIS.