Parlemen Israel memperdebatkan masalah terkait sikap Israel terhadap pembunuhan genosida di Armenia yang didalangi Turki antara tahun 1915-1923.
Parlemen Israel hari Selasa memperdebatkan apakah negara mereka akan mengakui pembunuhan massal bangsa Armenia awal abad ke-20 sebagai tindak genosida. Tindakan tersebut akan memperuncing ketegangan hubungan antara Israel dan Turki.
Warga Armenia mengatakan Turki Ottoman membunuh kira-kira 1,5 juta bangsa mereka dalam kampanye yang didalangi Turki antara tahun 1915 dan 1923 dan telah mendesak pemerintah negara-negara agar mengakui pembunuhan itu sebagai genosida.
Banyak negara, termasuk Israel, selama ini telah menghindarkan masalah itu supaya tidak menimbulkan kemarahan Ankara. Namun hubungan Israel-Turki telah memburuk sejak Recep Tayyp Erdogan memangku jabatan sebagai Perdana Menteri Turki dan banyak warga Israel memandang Erdogan bergerak ke arah kekuasaan yang berkiblat kepada Islam.
Menteri Lingkungan Israel Gilad Eerdan mengatakan dalam diskusi hari Selasa di parlemen, bahwa Israel sebaiknya mengakui pembunuhan massal bangsa Armenia sebagai genosida. Namun, ketua parlemen Reuven Rivlin mengatakan perdebatan tidak ditujukan terhadap Turki moderen.
Pemungutan suara tidak dilakukan hari Selasa.
Analis politik dan penulis Amerika keturunan Israel Leon Hadar mengatakan kepada VOA bahwa semakin banyak anggota parlemen Israel yang dulu enggan menangani masalah Armenia itu sekarang ingin membicarakannya untuk menyadarkan Turki.
Hadar mengatakan pengakuan pembantaian itu sebagai genosida akan memperkuat perjuangan Armenia di seluruh dunia, tetapi akan mempertegang lebih jauh hubungan Israel dengan Turki.
Lebih dari 20 negara telah mengakui pembantaian bangsa Armenia itu sebagai genosida, tetapi Amerika Serikat dan Israel tidak termasuk di antara mereka.
Warga Armenia mengatakan Turki Ottoman membunuh kira-kira 1,5 juta bangsa mereka dalam kampanye yang didalangi Turki antara tahun 1915 dan 1923 dan telah mendesak pemerintah negara-negara agar mengakui pembunuhan itu sebagai genosida.
Banyak negara, termasuk Israel, selama ini telah menghindarkan masalah itu supaya tidak menimbulkan kemarahan Ankara. Namun hubungan Israel-Turki telah memburuk sejak Recep Tayyp Erdogan memangku jabatan sebagai Perdana Menteri Turki dan banyak warga Israel memandang Erdogan bergerak ke arah kekuasaan yang berkiblat kepada Islam.
Menteri Lingkungan Israel Gilad Eerdan mengatakan dalam diskusi hari Selasa di parlemen, bahwa Israel sebaiknya mengakui pembunuhan massal bangsa Armenia sebagai genosida. Namun, ketua parlemen Reuven Rivlin mengatakan perdebatan tidak ditujukan terhadap Turki moderen.
Pemungutan suara tidak dilakukan hari Selasa.
Analis politik dan penulis Amerika keturunan Israel Leon Hadar mengatakan kepada VOA bahwa semakin banyak anggota parlemen Israel yang dulu enggan menangani masalah Armenia itu sekarang ingin membicarakannya untuk menyadarkan Turki.
Hadar mengatakan pengakuan pembantaian itu sebagai genosida akan memperkuat perjuangan Armenia di seluruh dunia, tetapi akan mempertegang lebih jauh hubungan Israel dengan Turki.
Lebih dari 20 negara telah mengakui pembantaian bangsa Armenia itu sebagai genosida, tetapi Amerika Serikat dan Israel tidak termasuk di antara mereka.