Terakhir kali Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di Kongres Amerika sembilan tahun lalu, hampir 60 anggota Kongres dari Partai Demokrat tidak hadir. Hal ini merupakan tamparan bagi Presiden Barack Obama saat ia menegosiasikan sebuah kesepakatan nuklir dengan Iran.
Netanyahu dijadwalkan berpidato di hadapan para anggota Kongres AS pada tanggal 24 Juli mendatang saat pemerintahannya sedang berperang dengan Hamas di Jalur Gaza. Jumlah ketidakhadiran anggota Partai Demokrat diperkirakan akan jauh lebih besar.
Partai Demokrat Tak Satu Suara
Para anggota Kongres dari Partai Demokrat sedang bergulat untuk memutuskan apakah mereka akan hadir atau tidak. Banyak yang terbelah antara dukungan lama untuk Israel dan kesedihan tentang cara Israel melakukan operasi militer di Gaza, yang menurut Kementerian Kesehatan Palestina telah menewaskan lebih dari 37.000 warga, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Kementerian itu tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan dalam angka-angkanya.
Saat sebagian anggota Partai Demokrat mengatakan akan ikut menghormati Israel, faksi yang lebih besar – dan terus bertambah – tidak ingin menjadi bagian dari hal itu. Hal ini menciptakan suasana yang luar biasa pada pertemuan yang biasanya hanya berupa seremonial, pertunjukan dukungan bipartisan untuk sekutu Amerika.
Mantan Ketua DPR Nancy Pelosi, yang juga anggota Partai Demokrat dari negara bagian California, baru-baru ini di stasiun televisi CNN mengatakan “Saya berharap dia akan menjadi seorang negarawan dan melakukan apa yang benar untuk Israel. Kita semua mencintai Israel.”
BACA JUGA: Perang Gaza Pecah Belah Partai Demokrat dalam Pemilihan Pendahuluan di New YorkNetanyahu Tuduh Biden Tahan Pengiriman Senjata AS ke Israel
Ketegangan antara Netanyahu dan Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat telah merembes ke publik, saat Netanyahu pekan lalu menuduh pemerintahan Biden menahan senjata Amerika untuk dikirim ke Israel. Netanyahu menyampaikan kembali klaim ini dalam pernyataan di kabinetnya pada hari Minggu (23/6).
Saat menyampaikan klaim itu pertama kali, juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan, "kami benar-benar tidak tahu apa yang dia bicarakan. Kami benar-benar tidak tahu."
Kritisi Pidato Schummer, Ketua DPR AS Undang Netanyahu Bicara di Kongres
Menurut seorang pejabat yang mengetahui masalah ini namun tidak mau disebutkan namanya untuk membahas topik sensitif tersebut, undangan dari Ketua DPR Mike Johnson, yang juga anggota Partai Republik dari negara bagian Louisiana, kepada Netanyahu disampaikan setelah berkonsultasi dengan Gedung Putih. Hingga saat ini, belum ada rencana pertemuan antara Biden dan Netanyahu selama lawatan ke ibu kota Washington DC, kata pejabat tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Netanyahu mengatakan ia "sangat tersentuh" oleh undangan untuk berpidato di Kongres dan kesempatan "untuk menyampaikan kebenaran tentang perang yang adil melawan mereka yang ingin menghancurkan Israel, kepada para wakil rakyat Amerika dan seluruh dunia."
Partai Republik pertama kali melontarkan gagasan untuk mengundang Netanyahu itu pada bulan Maret, setelah Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer menyampaikan pidato di lantai Senat yang mengkritik keras Netanyahu. Schumer, yang juga anggota Partai Demokrat dari negara bagian New York dan disebut-sebut sebagai pejabat Yahudi dengan jabatan paling tinggi di AS, menyebut pemimpin Israel itu sebagai "penghalang perdamaian," dan mendesak diadakannya pemilihan umum baru di Israel; meskipun ia juga Hamas dan mengkritik Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas.
BACA JUGA: Kantor HAM PBB: Israel Mungkin Telah Langgar Hukum Perang di GazaPartai Republik mengecam pidato Schummer itu sebagai penghinaan terhadap Israel dan kedaulatannya. Johnson kemudian mengatakan akan meminta Netanyahu untuk datang ke Washington, sebuah undangan yang akhirnya didukung oleh Schumer dan pemimpin Partai Demokrat Hakeem Jeffries dari New York, meskipun dengan berat hati. Pelosi, yang menentang undangan kepada Netanyahu pada tahun 2015 ketika ia masih menjabat sebagai pemimpin Partai Demokrat, mengatakan merupakan sebuah kesalahan bagi kepemimpinan kongres untuk kembali mengundang Netanyahu kali ini.
Senator dan Anggota DPR Terpecah
Senator Partai Demokrat dari negara bagian Maryland, Chris Van Hollen, yang menghadiri pidato tahun 2015 sebagai anggota DPR, mengatakan ia tidak melihat alasan mengapa Kongres "harus memperpanjang nadi politik" Netanyahu.
Sementara Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR yang juga anggota Partai Republik dari negara bagian Texas, Michael McCaul, mengatakan akan "sehat" bagi anggota kedua partai untuk hadir. "Saya pikir banyak orang Amerika yang mendapatkan narasi sepihak, terutama generasi muda, dan saya pikir penting bagi mereka untuk mendengar dari sudut pandang perdana menteri Israel,” ujarnya.
Wawancara dengan lebih dari selusin anggota Partai Demokrat mengungkapkan luasnya ketidakpuasan atas pidato yang akan datang, yang menurut banyak orang merupakan taktik Partai Republik untuk memecah belah Partai Demokrat. Sebagian anggota partai itu mengatakan mereka akan hadir untuk mengekspresikan dukungan mereka pada Israel, bukan Netanyahu.
Anggota DPR dari New York, Gregory Meeks, anggota Partai Demokrat tertinggi di Komite Urusan Luar Negeri DPR, mengatakan ia memiliki "kewajiban" untuk hadir karena posisinya tersebut.
BACA JUGA: Israel: Senjata dan Amunisi asal AS Sedang DikirimSenator Ben Cardin, anggota Partai Demokrat dari negara bagian Maryland, yang memimpin Komite Hubungan Luar Negeri Senat, telah mengisyaratkan ia akan hadir. Cardin mengatakan apa yang dia cari dalam pidato Netanyahu adalah "jenis pesan yang dapat memperkuat dukungan di negara ini untuk kebutuhan Israel," dan juga meletakkan dasar bagi perdamaian di wilayah tersebut.
Para anggota Partai Demokrat lainnya sedang menunggu untuk melihat apakah Netanyahu masih akan menjadi perdana menteri pada saat ia harus berbicara di depan Kongres.
Sebagian Kabinet Netanyahu Isyaratkan Ketidakpuasan
Ada tanda-tanda ketidakpuasan terhadap cara pemerintah Netanyahu menangani perang di Jalur Gaza. Koalisi yang tidak puas ini mencakup kelompok garis keras sayap kanan yang menentang segala bentuk penyelesaian dengan Hamas.
Benny Gantz, mantan kepala militer dan politisi sentris, mengundurkan diri dari Kabinet Perang Netanyahu bulan ini, dengan alasan frustrasi atas perilaku perdana menteri dalam memimpin perang. Netanyahu pada 18 Juni lalu membubarkan badan tersebut.
Anggota Partai Demokrat di DPR dari negara bagian Rhode Island, Seth Magaziner, mengatakan ia mendukung mereka "yang berharap agar ia tidak menjadi perdana menteri pada akhir Juli. Saya pikir dia telah melakukan hal yang buruk bagi Israel, buruk bagi Palestina, buruk bagi Amerika." Namun, ia menambahkan, ia percaya bahwa sudah menjadi tugasnya untuk hadir ketika seorang kepala negara berpidato di hadapan Kongres, "bahkan jika kepala negara itu adalah orang yang saya khawatirkan dan tidak saya setujui."
Anggota Partai Demokrat di DPR dari negara bagian Virginia, Don Beyer, menghadiri pidato Netanyahu tahun 2015 dan menggambarkannya sebagai "salah satu jam paling menyakitkan" yang ia habiskan selama berada di Kongres. Ia berencana untuk memboikot pidato Netanyahu kali ini kecuali jika Netanyahu menjadi "pejuang gencatan senjata."
Sebagian besar anggota Kaukus Progresif Kongres – anggota parlemen yang paling kritis terhadap cara Israel menangani perang dengan Hamas di Jalur Gaza – diperkirakan tidak akan hadir. Di antara mereka adalah anggota DPR dari negara bagian Washington, Pramila Jayapal, yang merupakan ketua kaukus tersebut, yang mengatakan kepada The Associated Press bahwa mengundang Netanyahu adalah "ide yang buruk".
Kunjungan Netanyahu diperkirakan akan menuai protes yang signifikan. [em/jm]