Partai Sosialis di Perancis memilih mantan menteri muda Benoit Hamon sebagai kandidat presiden mereka, kemenangan yang menurut analis tidak mungkin mendongkrak peluangnya dalam pemilihan umum ketika rakyat Perancis mulai melaksanakan pemungutan suara putaran pertama untuk memilih presiden baru April nanti.
Dengan 60 persen suara dihitung hari Minggu dalam pemilihan pendahuluan Sosialis, Hamon meraih hampir 59 persen suara, sementara saingannya Manuel Valls, mantan perdana menteri, meraih 41 persen. Beberapa saat kemudian, Valls mengakui kekalahan.
Menurut analis, sedikit atau tidak ada kesempatan bagi partai Sosialis, yang lemah dan terpecah karena Presiden Francois Hollande sangat tidak populer, untuk dengan mudah melewati putaran pertama pemungutan suara pada 23 April. Jika tidak ada kandidat yang menang 50 persen suara, kedua kandidat akan berhadapan lagi untuk pemilihan presiden putaran kedua, 7 Mei.
Jajak pendapat awal menunjukkan Hamon berada di belakang empat orang lain.
Pencalonan Hamon dan ketiadaan antusiasme yang nyata untuk partainya diperkirakan akan menambah peluang kandidat dari sentris independen Emmanuel Macron berhadapan dengan saingan terkemuka dari sayap kanan dan kanan-jauh.
Jajak pendapat menunjukkan saingan-saingan itu, Francois Fillon dari Konservatif, kandidat Partai Republik, dan pemimpin sayap kanan Marine Le Pen, sangat mungkin bertemu dalam pemilihan putaran kedua, 7 Mei. [ka]