Masa depan pembangunan proyek bernilai 100 miliar dolar di pantai selatan Malaysia, diragukan karena meningkatnya kekhawatiran terhadap keuangan perusahaan pendukung terbesarnya, Country Garden China. Raksasa properti itu melaporkan kerugian miliaran dolar tahun ini, namun menegaskan bahwa proyek Forest City di Malaysia aman.
Sekolah internasional St. Mary’s Forest City di ujung selatan Malaysia itu menyediakan pendidikan Amerika kepada siswanya, di tengah-tengah wilayah Asia Tenggara. Sekolah yang dibuka tahun 2018 itu menampung sekitar 160 siswa.
Kepala sekolahnya Gregg Maloberti mengatakan, “Gelombang besar murid pertama yang datang semuanya berasal dari China. Selama masa COVID, berubah dan kami melihat 61% pelajar Korea di sini."
Sekolah itu terletak di Forest City, sebuah proyek yang dikelola oleh raksasa properti China, Country Garden. Dengan visi menampung 700.000 orang di empat pulau reklamasi antara Malaysia dan Singapura, megaproyek ini dijadwalkan selesai tahun 2035.
Namun pembangunan terhambat oleh berbagai masalah, dengan hanya sekitar 9.000 penduduk yang kini tinggal di sini.
Country Garden yang memegang 60% saham di Forest City, adalah salah satu dari beberapa pengembang yang terkena dampak krisis pasar properti di China. Perusahaan itu dalam krisis keuangan dan melaporkan kerugian 6,7 miliar dolar pada paruh pertama tahun ini. [ps/jm]