Pasar Saham AS Dibuka Lebih Tinggi, Klaim Pengangguran Bertambah

Warga AS yang mengklaim tunjangan pengangguran terus meningkat (foto: dok).

Pasar saham AS dibuka lebih tinggi pada hari Kamis (7/5) meskipun angka klaim pengangguran mingguan yang lebih tinggi baru saja dirilis.

Hampir 3,2 juta pekerja yang di-PHK mengajukan permintaan tunjangan pengangguran pekan lalu akibat penutupan bisnis yang disebabkan oleh wabah virus. Hal tersebut memperburuk bencana ekonomi AS yang kian terpuruk dalam beberapa dasawarsa terakhir.

Sekitar 33,5 juta orang kini telah minta tunjangan pengangguran dalam tujuh minggu sejak virus corona memaksa banyak perusahaan berhenti beroperasi dan memangkas jumlah pegawai. Itu setara dengan satu dari tiap lima warga Amerika yang bekerja pada bulan Februari lalu, ketika angka pengangguran mencapai tingkat terendah dalam 50 tahun yakni hanya 3,5%.

Hari Jumat (8/5), sebuah laporan bulanan menunjukkan lonjakan tingkat pengangguran menjadi sedikitnya 16% pada bulan April - dibandingkan hanya 4,4% pada bulan Maret.

BACA JUGA: Bisnis-bisnis AS Pangkas 20,2 Juta Pekerjaan Bulan April

Sementara itu, Gubernur Bank of England, Kamis (7/5) menyatakan tidak seperti halnya dengan Brexit, sangat sulit memprediksi skenario terburuk pada saat ekonomi Inggris berusaha pulih dari pandemi virus corona.

“Kami belum membuat skenario terburuk tentang apa yang akan terjadi. Para pakar itu sangat berani, kalau boleh dibilang, dalam tanda petik, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi.”

Berbicara di luar Gedung Bank of England, Andrew Bailey mengemukakan virus corona "sama sekali tidak bisa diramalkan," dibandingkan dengan Brexit.

Ketika ditanya apakah Inggris akan menghadapi penurunan yang tidak terlalu parah jika pemerintah merespon COVID-19 dengan cara yang berbeda, Bailey mengatakan, "Saya pikir tak seorang pun dapat memberikan penilaian langkah terbaik apa yang seharusnya diambil."

“Yang ingin saya sampaikan adalah, jika kita perhatikan reaksi sejumlah pemerintah dan bank-bank sentral di seluruh dunia, dari sudut kebijakan ekonomi, kita semua bereaksi sangat cepat,” tukasnya. [mg/ii]