Pasca-badai Isaac, para sukarelawan AmeriCorps membantu mengkoordinasi usaha bantuan bagi beberapa daerah di utara kota New Orleans.
Badai Isaac di Amerika tidak mendekati daerah luas yang dihancurkan badai Katrina tahun 2005, tetapi masih mengakibatkan sejumlah besar penduduk meninggalkan tempat tinggal mereka di New Orleans dan sekitarnya. Badai itu menyebabkan banjir di daerah-daerah pedesaan di luar kota New Orleans, memaksa ribuan penduduk mengungsi.
Sekarang, para sukarelawan dari AmeriCorps mengkoordinir usaha bantuan bagi beberapa daerah di utara kota New Orleans.
Sebagian besar sukarelawan adalah lulusan baru perguruan tinggi yang menjalani ikatan dinas setahun untuk bertugas dalam program pemerintah ini. Program itu memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban bencana dan layanan masyarakat di Amerika.
Patrick Hess ikut dalam program ini dua bulan lalu. Ia membantu membangun kembali rumah-rumah di New Orleans yang dihancurkan oleh Badai Katrina tahun 2005. Sekarang ia dipanggil lagi untuk membantu dalam usaha pertolongan baru ini.
Hess menuturkna, “Saya dari Virginia. Di daerah kami biasanya tidak ada badai, gempa bumi, atau bencana-bencana lainnya. Saya hanya mengalami hal-hal kecil saja, tetapi belum pernah melihat banjir seperti ini”.
Bagi Samantha Perez bekerja di pusat evakuasi membangkitkan kenangan lama. Ia dari daerah New Orleans. Keluarganya harus mengungsi ketika badai Katrina melanda. Katanya, ini merupakan kesempatan untuk membantu orang lain, seperti ketika ia mendapat pertolongan dari orang lain.
”Kami mendapat panggilan lewat telepon. Kami datang kemari, bekerja hampir 16 jam tiap hari. Kami benar-benar merasa melakukan hal yang sangat penting, dan kami melakukan apa yang harus kami lakukan, dan itu cukup banyak,”paparnya.
Meskipun bekerja sampai kelelahan, para sukarelawan muda itu mengatakan, mereka telah memperoleh banyak manfaat dalam usaha pertolongan ini, belajar lebih banyak tentang dunia, dan tentang diri mereka sendiri.
Badai Isaac telah berlalu, tetapi para sukarelawan masih berdatangan melakukan tugas kemanusiaan, menolong para korban bencana alam.
Sekarang, para sukarelawan dari AmeriCorps mengkoordinir usaha bantuan bagi beberapa daerah di utara kota New Orleans.
Sebagian besar sukarelawan adalah lulusan baru perguruan tinggi yang menjalani ikatan dinas setahun untuk bertugas dalam program pemerintah ini. Program itu memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban bencana dan layanan masyarakat di Amerika.
Patrick Hess ikut dalam program ini dua bulan lalu. Ia membantu membangun kembali rumah-rumah di New Orleans yang dihancurkan oleh Badai Katrina tahun 2005. Sekarang ia dipanggil lagi untuk membantu dalam usaha pertolongan baru ini.
Hess menuturkna, “Saya dari Virginia. Di daerah kami biasanya tidak ada badai, gempa bumi, atau bencana-bencana lainnya. Saya hanya mengalami hal-hal kecil saja, tetapi belum pernah melihat banjir seperti ini”.
Bagi Samantha Perez bekerja di pusat evakuasi membangkitkan kenangan lama. Ia dari daerah New Orleans. Keluarganya harus mengungsi ketika badai Katrina melanda. Katanya, ini merupakan kesempatan untuk membantu orang lain, seperti ketika ia mendapat pertolongan dari orang lain.
”Kami mendapat panggilan lewat telepon. Kami datang kemari, bekerja hampir 16 jam tiap hari. Kami benar-benar merasa melakukan hal yang sangat penting, dan kami melakukan apa yang harus kami lakukan, dan itu cukup banyak,”paparnya.
Meskipun bekerja sampai kelelahan, para sukarelawan muda itu mengatakan, mereka telah memperoleh banyak manfaat dalam usaha pertolongan ini, belajar lebih banyak tentang dunia, dan tentang diri mereka sendiri.
Badai Isaac telah berlalu, tetapi para sukarelawan masih berdatangan melakukan tugas kemanusiaan, menolong para korban bencana alam.