Gencatan senjata yang rapuh antara pasukan Israel dan kelompok militan di Jalur Gaza berlaku mulai hari Minggu (14/5) setelah bentrokan berlangsung selama lima hari yang menewaskan sedikitnya 33 warga Palestina dan dua orang di Israel.
Gencatan senjata tersebut tercapai berkat mediasi yang ditengahi Mesir pada Sabtu (13/5) malam.
Namun, ketika gencatan senjata itu barus saja berlaku, militan Palestina menembakkan roket yang mendarat di sebuah daerah terbuka di bagian selatan Israel pada Minggu malam. Media Palestina melaporkan bahwa peluncuran roket itu terjadi karena kesalahan teknis saat para gerilyawan berupaya menonaktifkan roket tersebut.
BACA JUGA: AS Harus Meminta Pertanggungjawaban atas Kematian Wartawan Shireen Abu AklehIsrael tetap menanggapi peluncuran roket tersebut dengan tembakan tank pada dua pos militer kelompok militan Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza. Hamas tidak terlibat dalam pertempuran terbaru itu, tetapi Israel tetap mengatakan bahwa Hamas bertanggungjawab atas tembakan yang berasal dari wilayah itu.
Serangan Israel Tewaskan Tiga Komandan Jihad Islam dan Belasan Warga Sipil
Putaran terbaru pertempuran di Gaza dipicu oleh serangan pesawat-pesawat jet Israel yang menewaskan tiga komandan tertinggi kelompok militan Jihad Islam pada Selasa (9/5) lalu, sebagai tanggapan atas peluncuran roket dari Gaza. Pembunuhan itu kembali memicu rentetan tembakan militan dan kebakaran yang berpotensi menyeret kawasan itu dalam perang habis-habisan.
Meskipun gencatan senjata itu membawa rasa lega bagi dua juta warga Gaza dan ratusan ribu warga Israel yang sebagian besar bersembunyi di tempat perlindungan bom, perjanjian gencatan senjata itu tidak mengatasi masalah dasar yang terjadi dan memicu banyak pertempuran antara Israel dan Palestina di Jalur Gaza selama bertahun-tahun.
Di Gaza, warga tampak memeriksa sejumlah kerusakan yang ada di lingkungan mereka. Termasuk lubang besar di sebuah apartemen yang menurut Israel digunakan sebagai tempat bersembunyi enam anggota senior Jihad Islam, yang tewas dalam putaran-putaran terakhir pertempuran.
Penyeberangan kargo utama di Gaza dengan Israel juga telah dibuka kembali pada Minggu. Pembukaan itu dilakukan setelah muncul peringatan bahwa penutupan jalur itu akan memaksa penghentian operasi satu-satunya pembangkit listrik di Gaza, yang akan memperdalam krisis listrik.
Israel secara bertahap mencabut pembatasan gerak bagi warga di bagian selatan negara itu, yang sebelumnya dihujani roket ketika pertempuran berlangsung.
BACA JUGA: Israel Serang Gaza, Palestina Balas dengan RoketPara pejabat Israel mengatakan mereka puas dengan hasil pertempuran terbaru yang menewaskan sedikitnya enam petinggi Jihad Islam, dalam upaya yang mereka sebut sebagai serangan tepat berdasarkan informasi intelijen yang solid. Namun 13 korban lainnya adalah warga sipil di Jalur Gaza, termasuk seorang anak yang berusia empat tahun.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan yang menarget tempat persembunyian militan tersebut akan bergema ke seluruh negara itu.
Kelompok-kelompok HAM sebelumnya telah mengkritik tajam Israel akibat jatuhnya korban sipil dalam serangkaian aksi pertempuran di Gaza. Israel mengatakan telah melakukan yang terbaik untuk menghindari jatuhnya korban warga sipil, namun menambahkan bahwa militan Jihad Islam beroperasi di daerah-daerah padat penduduk untuk menembakkan roket tanpa pandang bulu ke wilayah Israel. [em/jm]