Polisi Perancis pada Senin (19/10) melancarkan sejumlah penyerbuan dengan sasaran jaringan-jaringan Islamis, tiga hari setelah pemenggalan seorang guru sejarah yang memperlihatkan gambar kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya.
Operasi itu diadakan sehari setelah puluhan ribu orang ambil bagian dalam aksi unjuk rasa di seluruh negara itu untuk memberi penghormatan kepada guru bernama Samuel Paty dan untuk membela kebebasan berekspresi, termasuk hak untuk memperlihatkan kartun yang dianggap banyak Muslim sebagai penghinaan.
Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan "puluhan" orang diselidiki atas dugaan terlibat dalam radikalisasi.
Meskipun mereka "tidak secara langsung" terkait dengan pembunuhan Paty, pemerintah berusaha mengirim pesan bahwa "tidak akan ada jeda satu menit pun bagi musuh-musuh Republik," tambahnya.
Darmanin mengatakan pemerintah juga akan memperkuat pengawasan terhadap LSM yang diduga terkait dengan jaringan Islamis, termasuk Kolektif Anti-Islamofobia.
Kelompok itu, yang mengumpulkan data mengenai serangan anti-Muslim, pada Senin (19/10) menuduh menteri itu melakukan fitnah.
"Ketakutan akan berpindah sisi," kata Presiden Emmanuel Macron dalam pertemuan para menteri Minggu (18/10) untuk membahas tanggapan atas serangan itu.
"Para Islamis tidak boleh dibiarkan tidur nyenyak di negara kita," katanya.
Pembunuhan Paty, seorang guru SMP, terjadi pada Jumat (16/10) setelah ia menunjukkan karikatur Nabi Muhammad SAW kepada siswa-siswanya, sebagai bagian dari pelajaran kebebasan berpendapat. [vm/lt]