Presiden Israel Isaac Herzog, pada Minggu (14/4), mengatakan serangan udara yang diluncurkan oleh Iran pada Minggu dini hari sama dengan sebuah “pernyataan perang” tetapi menambahkan bahwa Israel akan menahan diri dan tidak hendak memancing konflik.
Berbicara dalam wawancara dengan media Inggris, Sky News, Herzog mengatakan Israel tengah mempertimbangkan responsnya dan mendorong para sekutunya untuk tidak menaikkan ketegangan di Timur Tengah.
"Saya cukup yakin bahwa kami akan mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan untuk melindungi dan membela rakyat kami," ujarnya.
"Jadi saya katakan, sudah tentu, hal terakhir yang diinginkan Israel di kawasan ini, sejak pembentukannya, adalah berperang. Kami mengusahakan perdamaian. Kami adalah negara damai. Kami terus berdamai dengan tetangga-tetangga kami."
BACA JUGA: PBB: Kita Memiliki Tanggung Jawab Bersama untuk Meredakan Ketegangan dan Berjuang untuk Perdamaian"Sayangnya, ini semua dimulai pada 7 Oktober ketika proksi Iran, Hamas, melakukan pembantaian kejam terhadap warga Israel, dan sisanya adalah sejarah, kita tahu. Kita harus menempatkannya dalam perspektif. Sudah tentu kami selalu mendengar mitra dan sekutu kami. Kami menghormati pandangan mereka. Kami juga selalu mengkaji opsi-opsi kami. Dan sebagaimana saya katakan, kami akan melakukan apa saja untuk melindungi dan membela rakyat Israel," tambah Herzog.
Israel mengatakan sistem pertahanan udaranya telah menggagalkan 99% dari sekitar 300 serangan drone dan rudal yang diluncurkan ke wilayahnya pada Sabtu (13/4) malam hingga Minggu dini hari.
Iran melancarkan serangan itu sebagai tanggapan atas serangan yang dilakukan Israel terhadap bangunan konsulat Iran di Suriah pada awal bulan ini yang menewaskan dua jenderal Iran. [jm/ka/rs]