Maskapai Middle East Airlines (MEA) milik Lebanon mengatakan pada Minggu (28/7) bahwa mereka telah menunda keberangkatan sejumlah penerbangan yang dijadwalkan mendarat di Beirut pada Minggu malam. Sebagai gantinya, penerbangan-penerbangan itu akan tiba pada Senin (29/7) pagi.
Israel telah bertekad akan segera balas menyerang Hizbullah, kelompok bersenjata Lebanon, setelah 12 anak dan remaja tewas dalam serangan roket ke wilayah Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel pada Sabtu (27/7). Hizbullah membantah telah melancarkan serangan itu.
Hizbullah dan militer Israel telah terlibat dalam aksi saling tembak selama hampir 10 bulan terakhir, seiring dengan berlangsungnya perang di Gaza, yang telah menyebar ke sejumlah medan perang di sepanjang kawasan itu. Baku tembak sebelumnya telah mengganggu penerbangan di seluruh wilayah tersebut
BACA JUGA: AS Salahkan Hizbullah atas Serangan di Dataran Tinggi GolanMEA mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa enam penerbangan ke Beirut malam sebelumnya dari London, Kopenhagen dan empat kota lain di Timur Tengah, akan ditunda. Seluruh penerbangan itu akan lepas landas pada Senin pagi.
Direktur MEA, Mohamad El-Hout, mengatakan kepada stasiun televisi lokal Al-Jadeed bahwa perubahan penerbangan di Bandara Internasional Rafik Hariri, Beirut, itu karena “risiko asuransi.”
“Kami tidak khawatir bahwa bandara akan ditembak, kami juga tidak memiliki informasi terkait hal itu. Jika kami takut, kami tidak akan punya operasi penerbangan lagi yang tersisa,” kata dia.
Bandara Beirut dihantam tembakan sebelumnya dalam perang terakhir antara Hizbullah dan Israel pada 2006.
Para penumpang masih mendarat di bandara tersebut pada Minggu malam, menurut seorang fotografer kantor berita Reuters. Orang-orang dengan panik mengecek papan petunjuk untuk melihat apakah ada lebih banyak penerbangan akan dibatalkan atau ditunda. [ns/ka]