Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dijadwalkan berpidato di depan para pemimpin negara Kelompok Tujuh (G7) dalam pertemuan virtual pada Selasa. Pertemuan diadakan setelah rangkaian serangan rudal mematikan Rusia menghantam ibu kota dan kota-kota lain di Ukraina.
Zelenskyy Senin mengatakan bahwa Ukraina “tidak bisa diintimidasi.” Ia menyatakan, alih-alih menanamkan rasa takut, serangan Rusia menarik “perhatian seluruh dunia.”
Pemimpin Ukraina itu mencuit setelah pembicaraan telepon dengan Presiden Joe Biden bahwa pertahanan udara adalah prioritasnya, dan bahwa ia berharap Amerika akan memimpin "sikap tegas" G-7 sementara kelompok itu mempertimbangkan tanggapan atas serangan Rusia.
BACA JUGA: Rudal Rusia Hantam Ibu Kota UkrainaBiden dan sekutu Barat dengan cepat mengutuk serangan itu dan bertekad akan terus mengirim bantuan militer ke pasukan Ukraina untuk membantu menangkis invasi Rusia, yang sekarang memasuki bulan kedelapan.
Pernyataan Gedung Putih menyebutkan bahwa Biden mengatakan kepada Zelenskyy bahwa Amerika akan menyediakan sistem pertahanan udara yang canggih.
Duta Besar Rusia untuk Amerika Anatoly Antonov mengatakan kepada wartawan bahwa tambahan bantuan militer Barat untuk Ukraina berisiko eskalasi lebih lanjut dan kemungkinan bentrokan antara Rusia dan NATO.
Putin menyebut serangan rudal pada Senin sebagai “serangan besar-besaran” terhadap Ukraina dan tanggapan atas serangan destruktif baru-baru ini terhadap jembatan yang menghubungkan Krimea ke daratan Rusia.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengaku “terkejut atas serangan keji terhadap kota-kota Ukraina. Putin sekali lagi menunjukkan kepada dunia apa artinya: kebrutalan dan teror.”
Sekjen PBB Antonio Guterres juga menyatakan “sangat terkejut” atas serangan Rusia itu, kata juru bicaranya. "Ini eskalasi perang yang tidak bisa diterima dan, seperti biasa, warga sipil menjadi korban," imbuh juru bicara itu. Guterres kemudian berbicara dengan Zelenskyy. Mereka setuju bahwa dunia harus bereaksi terhadap serangan Rusia sesegera mungkin. [ka/ab]