Para dokter di India sedang berjuang memerangi infeksi jamur mematikan yang menimbulkan dampak pada pasien COVID-19 atau mereka yang sudah pulih dari penyakit itu. Hal ini terjadi di tengah lonjakan virus corona yang telah membuat hampir 300.000 orang meninggal dunia.
Kondisi yang mengancam jiwa yang dikenal sebagai mucormycosis ini relatif jarang, tetapi para dokter curiga peningkatan mendadak infeksi ini akan semakin memperumit upaya India dalam melawan perebakan virus corona.
Sejak COVID-19 dilaporkan merebak Maret 2020 lalu, India telah melaporkan lebih dari 26 juta kasus virus corona, di mana separuhnya terjadi dalam dua bulan terakhir ini.
BACA JUGA: COVID Menyebar ke Pedesaan India, Kematian Lebihi 4.000Pada hari Minggu ini saja (23/5) Kementerian Kesehatan India melaporkan 3,741 kasus kematian baru, menambah jumlah korban meninggal menjadi 299.266 orang.
Ada beberapa indikasi awal bahwa mucormycosis – yang juga dikenal sebagai “jamur hitam” – menyebar dengan cepat dan menimbulkan kekhawatiran.
Pejabat-pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan pasokan Amphotericin-B, semacam obat anti-jamur, kini meningkat pesat.
Mucormycosis disebabkan oleh paparan jamur mukor, yang umumnya ditemukan di tanah, udara, bahkan di dalam hidung dan lendir manusia. Jamur ini menyebar cepat melalui saluran pernafasan dan mengikis struktur wajah. Terkadang dokter harus mengangkat mata lewat operasi pembedahan untuk menghentikan perebakan supaya tidak mencapai otak.
Mucormycosis memiliki angka kematian yang tinggi dan sudah ada di India sebelum pandemi virus corona merebak.
Mucormycosis memang tidak menular, tetapi tingginya frekuensi pasien dengan mucormycosis sebulan terakhir ini mengejutkan para dokter.
Lonjakan virus corona di kawasan pedesaan India memang telah menelan korban yang tidak sedikit. Para pakar kesehatan khawatir obat-obatan yang dijual bebas, termasuk steroid, meningkatkan prevalansi mucormycosis.
Kementerian Kesehatan India Kamis lalu (20/5) meminta negara-negara bagian melacak perebakan mucormycosis dan menyatakannya sebagai pandemi sehingga membuat setiap fasilitas kesehatan berkewajiban melaporkan kasus itu ke jaringan pengawasan pemerintah federal. [em/lt]