Pasca Bentrokan Warga-Ormas Keagamaan, Solo Serukan Aksi Damai

  • Yudha Satriawan

Warga Solo menggelar aksi damai (6/5). Enam orang terluka dalam bentrokan ormas keagamaan dan warga Solo selama dua hari pekan ini.

Ribuan warga menggelar aksi yang menyerukan perdamaian untuk kota Solo pasca bentrokan dengan ormas keagamaan pekan ini.
Enam orang korban terluka dalam bentrokan antara ratusan anggota ormas keagamaan dengan warga di Solo yang terjadi Kamis dan Jum’at sore pekan ini. Bentrokan yang diwarnai ledakan bom molotov tersebut, juga melukai seorang wartawan dan seorang polisi.

Meski sempat terjadi bentrok susulan saat itu, ratusan warga kota Solo di lokasi lainnya hari ini justru menggelar aksi menyerukan perdamaian.

Ribuan warga Solo memadati car free day atau hari bebas kendaraan di sepanjang jalan Slamet Riyadi Solo, Minggu pagi (6/5). Diantara ribuan warga tersebut, ada sekitar 300 warga Solo lainnya yang menggelar aksi yang menyerukan perdamaian pasca bentrokan yang terjadi Kamis sore (3/5) dan Jumat sore (4/5).

Diantara mereka ada yang menggalang dukungan dengan membubuhkan tanda tangan pada plakat ‘Solo Damai’. Selain itu beberapa seniman berkeliling mendendangkan lagu bertema perdamaian, dan beberapa diantara mereka berjalan kaki sambil membentangkan spanduk mengecam aksi anarkisme di Solo.

Juru bicara aksi tersebut, Sigit Kusdaryatmo, menyerukan perdamaian dan meminta warga agar tidak terpancing emosi berkaitan dengan bentrokan yang terjadi beberapa hari sebelumnya.

“Inti aksi kita ini ‘Solo Damai’, jangan sampai ada aksi anarkisme, saling bentrok, rusak merusak, kekerasan. Kita tidak ingin Solo tercabik-cabik, diobok-obok. Masyarakat Solo sudah dewasa, tidak akan terprovokasi lagi. Kita menyerukan perdamaian di kota Solo,“ kata Sigit.

Seruan serupa juga dilontarkan Ngatiman,salah seorang korban bentrokan yang saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Dokter Moewardi Solo. Ngatiman yang berusia 63 tahun ini mengaku menjadi korban salah sasaran dalam bentrokan tersebut.

Balutan perban tampak di bagian kepala, pinggang dan tangan akibat terkena senjata tajam.Alat bantu pernafasan masih terpasang di tubuhnya, Ngatiman berharap bentrokan segera berakhir dan tak terulang lagi.

“Saya sudah jadi korban, jangan sampai tambah jumlah korban lagi. Saya tidak tahu apa-apa jadi korban. Usia saya sudah tua renta begini masak ikut bentrok. Saya ini jadi korban salah sasaran. Sudahlah hentikan bentrokan. Jangan terulang lagi,” kata Ngatiman.

Pemerintah kota Solo menjamin pembayaran seluruh biaya perawatan dan pengobatan para korban bentrokan. “Kondisi mereka mulai membaik, bahkan ada yang sudah pulang dari rumah sakit. Seluruh biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit, menjadi tanggung jawab pemkot. Semua kita gratiskan,” demikian kata Walikota Solo, Joko Widodo.

Kepala Kepolisian kota Solo, Asdjimain, menegaskan polisi akan terus memproses dan menindak tegas pelaku pelanggaran hukum yang terjadi dalam bentrokan tersebut.

“Evaluasi kita, kedua belah pihak yang bertikai sudah mulai mengendalikan massanya, meredam emosi. Kita berharap mereka colling down, setelah semalam (kami) bertemu mereka (untuk) mencari solusi terbaik,” ujar Asdijimain. “Tokoh-tokoh kedua belah pihak sudah menyepakati untuk mengendalikan diri masing-masing. Saya yakin sudah tidak akan terjadi bentrokan lagi. Jika terjadi aksi bentrokan lagi, akan kita tindak lebih tegas,” tambahnya.