Di dalam gudang yang luas di sebuah peternakan di luar kota Cambridge, Wisconsin, memerah susu sapi menjadi tugas sehari-hari Tina Hinchley. Kegiatan itu belum berhenti selama krisis virus corona atau Covid-19.
“Ada permintaan yang sangat besar,” ujarnya, untuk berbagai jenis susu yang diproduksi oleh sapi Hinchley, yang satu per satu berbaris menuju ke mesin otomatis yang akan mengumpulkan susu mereka.
Secara historis sekitar 90 persen produksi susu di peternakan Hinchley memasok industri keju terkenal di Wisconsin, yang – sebagaimana semua hal dalam kehidupan warga di Amerika – terdampak virus corona.
“Ketika restoran, sekolah dan kampus ditutup karena pandemi ini, 70 persen susu yang sedianya dibuat menjadi keju dihentikan produksinya,” ujarnya pada VOA.
Sewaktu sebagian besar warga Amerika tinggal di rumah di tengah pembatasan sosial untuk mencegah meluasnya perebakan virus corona, toko-toko eceran dan bahan makanan, demikian pula “food bank” atau semacam gudang distribusi makanan untuk warga tidak mampu dan badan-badan amal di seluruh Amerika berjuang mengatasi peningkatan permintaan bahan makanan dan kebutuhan dasar lainnya.
Kelangkaan sebagian bahan kebutuhan dasar di pasar meningkatkan keprihatinan tentang pasokan pangan Amerika. Namun Hinchley mengatakan rak-rak yang kosong itu lebih banyak terkait dengan rantai logistik, bukan seberapa besar produksi.
Ia menjelaskan bahwa industri makanan juga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan perilaku konsumen yang mendadak, seperti tingginya permintaan untuk keju yang dijual ketengan dan kemasan untuk toko-toko kelontong.
“Akan memakan waktu sebelum peralihan dari keju berukuran 40 pound atau sekitar 18 kilogram menjadi keju batangan, atau menjadi mentega berukuran lebih kecil sehingga memberi banyak pilihan pada konsumen,” ujarnya.
“Jarang ada konsumen yang pergi ke toko kelontong dan ingin membeli keju parut berukuran 5 pound atau sekitar 2,3 kilogram,” ujar Mark Stephenson, Direktur Dairy Policy Analysis di Universitas Wisconsin, di Madison.
Awal bulan ini wabah Covid-19 di South Dakota memaksa penutupan pabrik pemrosesan yang menangani sekitar 5 persen pasokan daging babi di Amerika. Baru-baru ini sebuah fasilitas pemrosesan daging babi di Iowa juga ditutup. [em/pp]