Dalam beberapa kasus, pasukan Afghanistan yang dilatih Amerika membelot ke Taliban.
Amerika dan sekutu-sekutunya mengeluarkan jutaan dolar, dan ribuan jam, untuk melatih pasukan keamanan nasional Afghanistan. Walaupun sebagian besar tentara itu berperang melawan Taliban – sebagian telah membelot ke Taliban.
Pejabat-pejabat NATO menyalahkan pimpinan yang buruk pada tingkat yang lebih rendah.
Juru bicara NATO Charles Cleveland mengatakan, "Pemimpin unit-unit kecil ini tidak memberi amunisi kepada tentara mereka, dan tidak menyediakan makanan. Mereka tidak menyediakan pasokan, sehingga tentu saja, tentara itu bertanya kepada dirinya sendiri, mengapa saya berjuang untuk orang ini, mengapa saya terus melakukan ini. Jadi, kami percaya, itu benar-benar faktor penentu, pimpinan yang buruk pada tingkat lokal dan tingkat rendah."
Sejauh ini, tentara yang membelot bukan dari kota atau daerah-daerah yang aman di negara itu. Kebanyakan tentara itu dari daerah pedesaan, terutama daerah-daerah yang berulangkali diserang Taliban. Daerah-daerah itu justru membutuhkan tambahan kehadiran keamanan.
Pemerintah Afghanistan tidak mau mengakui tentaranya membelot. Sebaliknya, mengatakan Taliban menangkap mereka.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan Daulat Waziri mengatakan, "Alasan utamanya adalah tekanan dari musuh. Kalau musuh melakukan serangan yang kompleks, tentara kita tidak memiliki banyak pilihan. Kadang-kadang mereka tidak memiliki peralatan yang memadai. Dalam kasus seperti itu, sejumlah tentara kami bisa ditangkap musuh."
Kalau tentara atau polisi membelot, mereka membawa-serta senjata dan pelatihan yang mereka miliki. Seringkali, mereka melatih pejuang Taliban dengan teknik-teknik yang dipelajari dari militer Amerika. [ka/ii]