Militer Israel, Kamis (14/3) melaporkan telah melakukan operasi darat dan serangan udara di bagian tengah dan selatan Jalur Gaza.
Pasukan Pertahanan Israel mengatakan operasi tersebut termasuk melakukan penggerebekan di Khan Younis yang menghancurkan peluncur roket.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada hari Rabu bahwa Israel harus menjadikan kesejahteraan warga sipil Palestina sebagai “pekerjaan No. 1” dalam perang melawan Hamas di Gaza.
“Kami berharap kepada pemerintah Israel untuk memastikan hal ini menjadi prioritasnya. Melindungi warga sipil, memberikan bantuan yang mereka butuhkan,” kata Blinken kepada wartawan setelah pertemuan virtual dengan para pemangku kepentingan internasional
“Itu harus menjadi pekerjaan nomor satu, bahkan ketika mereka melakukan apa yang diperlukan untuk membela negara dan menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh Hamas,” lanjutnya.
Diplomat tertinggi AS itu bertemu dalam konferensi video dengan para menteri dari Siprus, Inggris, Uni Emirat Arab, Qatar, Uni Eropa, dan PBB untuk membahas koridor maritim baru untuk bantuan ke Gaza.
“Ketika terwujud, koridor ini akan memungkinkan distribusi hingga 2 juta makanan setiap hari, serta obat-obatan, air, dan pasokan kemanusiaan penting lainnya,” kata Blinken.
Militer AS telah mengirimkan sebuah kapal ke Laut Tengah untuk membangun dermaga sementara di garis pantai Gaza guna menyediakan jalur bagi lebih banyak truk bantuan, namun mengatakan dermaga tersebut mungkin memerlukan waktu dua bulan untuk siap digunakan.
Pada hari Rabu, badan PBB urusan pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan setidaknya satu anggota stafnya tewas dan 22 lainnya terluka ketika pasukan Israel menyerang pusat distribusi makanan di bagian timur Rafah, di Jalur Gaza selatan.
Blinken mengatakan insiden ini menunjukkan pentingnya melakukan koordinasi penerbangan yang lebih baik dan konsisten dengan pekerja kemanusiaan.
Ciaran Donnelly, wakil presiden respons krisis di Komite Penyelamatan Internasional, mengatakan kepada wartawan dalam sebuah jumpa pers bahwa pengiriman makanan yang dijatuhkan dari udara baru-baru ini “tidak aman, sangat mahal, tidak efektif, dan tidak bermartabat bagi orang-orang yang harus berjuang untuk menerimanya di darat.” [lt/ka]