Pasukan Israel Lanjutkan Serangan di Jalur Gaza, Korban Tewas Lampaui 24.100 Orang

Gambar yang diambil dari perbatasan Israel dengan Gaza menunjukkan tentara Israel dalam konvoi kendaraan lapis baja kembali dari wilayah Palestina, 15 Januari 2024. (Menahem KAHANA/AFP)

Pasukan Israel melancarkan serangan udara baru di seantero Jalur Gaza, sementara kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza Senin mengatakan bahwa serangan Israel menewaskan lebih dari 130 orang dalam satu hari terakhir.

Militer Israel, Senin (15/1) mengatakan operasinya antara lain menewaskan lima militan di Gaza Utara “yang berusaha menemukan senjata, bersama dengan serangan udara dan serangan darat yang menghancurkan fasilitas penyimpanan senjata di daerah Khan Younis, Gaza Selatan.

Kementerian Kesehatan Gaza, yang tidak membedakan antara mereka yang terlibat pertempuran dan warga sipil dalam penghitungan korban, Senin mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan militer Israel telah meningkat menjadi sedikitnya 24.100, dengan 60 ribu lainnya cedera.

Israel memulai kampanye militernya untuk mengenyahkan Hamas setelah para anggota kelompok itu menyeberang ke Israel Selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang dalam serangan teror itu.

Your browser doesn’t support HTML5

Diaspora Indonesia dan Ribuan Lainnya dari Seluruh AS Tuntut Gencatan Senjata di Gaza dan Setop Bantuan AS untuk Israel

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong, Senin (15/1) menyerukan “gencatan senjata berkelanjutan” di Gaza. Ia adalah diplomat terbaru yang mengunjungi kawasan itu membahas konflik dan upaya-upaya kemanusiaan.

“Tak ada gencatan senjata yang berlangsung sepihak dan tidak ada gencatan senjata yang dilakukan tanpa syarat,” kata Wong pada konferensi pers menjelang keberangkatannya. Dalam perjalanan itu ia juga akan singgah di Yordania, Israel, Tepi Barat dan Uni Emirat Arab.

Pada gencatan senjata sementara pada akhir November lalu, militan di Jalur Gaza membebaskan lebih dari 100 sandera, sedangkan Israel membebaskan 240 orang Israel yang dipenjarakannya.

Program Pangan Dunia (WFP), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF Senin memperingatkan bahwa jumlah bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza “jauh lebih sedikit daripada yang diperlukan untuk mencegah kombinasi maut kelaparan, malnutrisi, dan penyakit.”

BACA JUGA: Masuki 100 Hari Perang, Sayap Militer Hamas Rilis Video yang Menunjukkan Roket Diluncurkan ke Israel dari Gaza 

Badan-badan PBB itu menyerukan jalur-jalur baru bantuan untuk memasuki Gaza, lebih banyak lagi truk yang diizinkan masuk setiap hari, serta dikuranginya restriksi terhadap pergerakan pekerja bantuan dan perlindungan keselamatan yang lebih baik lagi.

“Orang-orang di Gaza terancam mati kelaparan hanya beberapa mil dari truk-truk yang berisi makanan,” kata Direktur Eksekutif WFP Cindy McCain dalam sebuah pernyataan. “Setiap jam yang hilang menyebabkan begitu banyak nyawa terancam. Kita dapat mencegah kelaparan hanya jika kita dapat mengirimkan pasokan yang memadai dan memiliki akses yang aman bagi semua orang yang membutuhkan, di mana pun mereka berada.”

PM Israel Benjamin Netanyahu telah bertekad akan melanjutkan perang negaranya melawan Hamas sampai tercapai kemenangan.

Netanyahu mengatakan pada konferensi pers Sabtu malam bahwa Israel tidak akan goyah oleh tuduhan bahwa Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina.

“Tak seorang pun dapat menghentikan kami, tidak Den Hag, tidak Poros Jahat, tak satu pun,” ujarnya. Ia mengacu pada Hamas yang berperang melawan Israel di Gaza, militan Hizbullah dukungan Iran yang menembaki Israel dari Lebanon, dan milisi Houthi yang meluncurkan drone dan rudal untuk menyerang kapal-kapal dagang di Laut Merah sebagai unjuk dukungan untuk Hamas.

Warga Palestina melihat bangunan tempat tinggal di Deir al Balah, Jalur Gaza, yang hancur setelah serangan Israel, 14 Januari 2024. (AP/Adel Hana)

PM Israel itu berbicara setelah dengar keterangan selama dua hari di Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, di mana Afrika Selatan menuduh Israel melakukan genosida dalam kasus yang diajukan di mahkamah itu. Israel menolak tuduhan itu yang disebutnya sebagai fitnah dan munafik.

Israel mengatakan bahwa mengakhiri perang akan berarti kemenangan bagi Hamas, kelompok militan Islamis yang telah ditetapkan sebagai organisasi teroris antara lain oleh AS, Uni Eropa, Inggris. Hamas telah berkuasa di Gaza sejak 2007 dan menyatakan tekad untuk menghancurkan Israel.

Putusan sementara ICJ diperkirakan keluar dalam beberapa pekan lagi. Putusan itu mengikat tetapi sulit untuk ditegakkan.

Israel menghadapi tekanan internasional yang meningkat untuk mengakhiri perang, yang telah menyebabkan penderitaan yang meluas selain meningkatkan jumlah korban tewas. Menurut kementerian kesehatan di Gaza, sekitar dua per tiga korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

Sejak awal serangan darat Israel pada akhir Oktober, 186 tentara Israel telah tewas dan 1.099 lainnya cedera di Gaza, menurut militer Israel. Lebih dari 85 % populasi Gaza yang jumlahnya 2,3 juta orang telah mengungsi akibat serangan udara dan darat Israel, dan banyak daerah di sana telah rata dengan tanah. [uh/ab]