Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengatakan pasukan khusus Ukraina hari Minggu dikirim ke kota Slovyanks Ukraina Timur tempat kelompok bersenjata yang pro-Rusia menduduki markas polisi dan kantor Layanan Keamanan.
Anggota parlemen Ukraina Arsen Avakov lewat Facebook-nya menulis kelompok separatis yang menduduki gedung-gedung di Slovyanks telah mulai melepaskan tembakan ke pasukan Ukraina yang mendekati gedung-gedung itu. Lebih jauh Avakov menyebut kerusuhan itu sebagai agresi Rusia, klaim ini belum bisa dipastikan kebenarannya.
Kerusakan di Slovyanks and kota Donetsk, kota industri utama di Ukraina, merupakan bagian dari meluasnya kemarahan di timur Ukraina, daerah yang sebagian besar warganya berbahasa Rusia dan juga merupakan pendukung utama mantan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych. Kantor berita Associated Press melaporkan kelompok etnis Rusia di kedua kota itu khawatir pemerintah baru Ukraina yang pro-Barat akan menekan mereka.
Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan dalam pembicaraan telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap serangan-serangan yang diatur dan direkayasa, yang tampaknya serupa dengan serangan-serangan sebelumnya di timur Ukraina dan Krimea.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Kerry tidak bisa memberikan fakta konkrit guna mendukung tuduhannya. Lavrov mengatakan kepada Kerry bahwa krisis di Ukraina terkait kegagalan pemerintah Ukraina menyelesaikan kebutuhan dan kepentingan mendasar warga Rusia dan warga berbahasa Rusia di Ukraina.
Walikota Slovyanks mengatakan kelompok bersenjata yang menduduki kantor polisi menuntut referendum bagi otonomi dan kemungkinan aneksasi Rusia. Demonstran di berbagai kota lain di timur Ukraina juga telah menyampaikan tuntutan serupa.
Sementara di Donetsk, beberapa saksi mata mengatakan kelompok bersenjata yang memasuki kantor polisi mengenakan seragam “Berkut,” pasukan anti-huru-hara yang ditakuti dan dilarang pada bulan Februari lalu pasca tergulingnya Yanukovych.
Pembubaran demonstran di Kyiv dengan aksi kekerasan yang dilakukan aparat “Berkut” bulan November lalu memicu demonstrasi besar-besaran di seluruh Ukraina yang menewaskan lebih dari 100 orang. Sebagian besar korban tewas adalah akibat terkena tembakan para penembak jitu. Pemerintah sementara Ukraina mengatakan para penembak jitu itu adalah aparat kepolisian.
Belum jelas apa tuntutan kelompok bersenjata yang menduduki kantor polisi Donetsk, tetapi Kepala Polisi Donetsk lewat siaran televisi mengatakan ia dipaksa mengundurkan diri.
Kerusakan di Slovyanks and kota Donetsk, kota industri utama di Ukraina, merupakan bagian dari meluasnya kemarahan di timur Ukraina, daerah yang sebagian besar warganya berbahasa Rusia dan juga merupakan pendukung utama mantan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych. Kantor berita Associated Press melaporkan kelompok etnis Rusia di kedua kota itu khawatir pemerintah baru Ukraina yang pro-Barat akan menekan mereka.
Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan dalam pembicaraan telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap serangan-serangan yang diatur dan direkayasa, yang tampaknya serupa dengan serangan-serangan sebelumnya di timur Ukraina dan Krimea.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Kerry tidak bisa memberikan fakta konkrit guna mendukung tuduhannya. Lavrov mengatakan kepada Kerry bahwa krisis di Ukraina terkait kegagalan pemerintah Ukraina menyelesaikan kebutuhan dan kepentingan mendasar warga Rusia dan warga berbahasa Rusia di Ukraina.
Walikota Slovyanks mengatakan kelompok bersenjata yang menduduki kantor polisi menuntut referendum bagi otonomi dan kemungkinan aneksasi Rusia. Demonstran di berbagai kota lain di timur Ukraina juga telah menyampaikan tuntutan serupa.
Sementara di Donetsk, beberapa saksi mata mengatakan kelompok bersenjata yang memasuki kantor polisi mengenakan seragam “Berkut,” pasukan anti-huru-hara yang ditakuti dan dilarang pada bulan Februari lalu pasca tergulingnya Yanukovych.
Pembubaran demonstran di Kyiv dengan aksi kekerasan yang dilakukan aparat “Berkut” bulan November lalu memicu demonstrasi besar-besaran di seluruh Ukraina yang menewaskan lebih dari 100 orang. Sebagian besar korban tewas adalah akibat terkena tembakan para penembak jitu. Pemerintah sementara Ukraina mengatakan para penembak jitu itu adalah aparat kepolisian.
Belum jelas apa tuntutan kelompok bersenjata yang menduduki kantor polisi Donetsk, tetapi Kepala Polisi Donetsk lewat siaran televisi mengatakan ia dipaksa mengundurkan diri.