Pasukan Demokratik Suriah (SDF), pada Rabu (6/9), mengatakan para pejuangnya telah berhasil merebut wilayah Diban, benteng utama suku Arab di Dier El Zour.
Kelompok bersenjata yang sebelumnya menguasai desa itu telah melarikan diri “ke daerah-daerah yang berada di bawah kendali rezim Suriah di mana mereka sebelumnya berasal,” kata SDF.
Upaya perebutan wilayah itu melibatkan Pasukan Demokratik Suriah dan faksi sekutunya, Dewan Militer Deir el-Zour, yang dipimpin Arab.
BACA JUGA: Menteri Luar Negeri Negara Arab Berkumpul di Kairo, Jalani Sidang Liga ArabPemicunya adalah penangkapan komandan dewan itu, Ahmad Khbeil, yang dikenal sebagai Abu Khawla, pada 27 Agustus lalu oleh SDF.
SDF menuduh Khbeil melakukan kegiatan kriminal, korupsi dan membuka kontak dengan pemerintah Suriah dan milisi yang didukung Iran.
Pertempuran antara SDF dan mereka yang setia pada Khbeil tak terhindarkan, disusul kehadiran ratusan anggota suku Arab. Pertempuran itu meluas dan membuat sebagian anggota suku menguasai beberapa desa di luar Kota Deir el-Zour.
Sedikitnya 90 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam bentrokan tersebut.
Bentrokan tersebut menunjukkan peningkatan ketegangan yang terjadi antara suku Kurdi yang mendominasi wilayah itu dan mayoritas penduduk Arab, sehingga membuka celah bagi Presiden Suriah Bashar Al Assad dan sekutunya, Rusia dan Iran, untuk berupaya membuat terobosan di wilayah yang kaya akan minyak itu.
BACA JUGA: Tahun 2022 Catat Jumlah Korban Terbesar Akibat Bom TandanSebagian besar wilayah timur Suriah telah luput dari perhatian dunia, khususnya Amerika Serikat.
Namun Amerika Serikat telah menempatkan sekitar 900 personil tentaranya di wilayah tersebut bersama sejumlah kontraktor yang jumlahnya tidak diketahui sejak kekalahan ISIS pada tahun 2019.
Pasukan yang pertama kali tiba delapan tahun lalu itu telah bekerjasama dengan SDF, suatu kelompok milisi yang didominasi para pejuang Kurdi. [em/jm]