Para saksi mata mengatakan kepada VOA, mereka melihat bendera dua kelompok Islamis - MUJAO dan Ansar Dine – dikibarkan di antara para pemberontak, Rabu (21/5).
Pasukan pemberontak menguasai kota Kidal di Mali utara setelah mengusir kembali pasukan pemerintah dalam pertempuran sengit.
Juru bicara pemerintah Mahamane Baby mengatakan setelah beberapa jam pertempuran hari Rabu (21/5), pasukan Mali “menjadi lemah akibat masalah koordinasi dan intelijen” dan harus “mundur.”
Dia mengatakan pemberontak di Kidal menerima dukungan dari “penyelundup natkotika” dan pejuang al-Qaida di Maghreb Islam (AQIM).
Para saksi mata mengatakan kepada VOA mereka melihat bendera dua kelompok Islamis - MUJAO dan Ansar Dine – dikibarkan di antara para pemberontak hari Rabu (21/5).
Militer Mali telah melancarkan serangan untuk merebut kembali kantor gubernur setempat dari separatis Tuareg yang merupakan anggota Gerakan Nasional bagi Pembebasan Azawad (MNLA).
Kidal telah menjadi benteng bagi MNLA, yang telah berjuang untuk mendirikan sebuah negara merdeka di Mali utara.
Juru bicara pemerintah mengatakan tentara Mali adalah kini “kembali menata diri.” Dia juga mengatakan pemerintah tetap tidak menerima berbagai upaya pembentukan negara berdaulat di di seluruh wilayah Mali.
Juru bicara pemerintah Mahamane Baby mengatakan setelah beberapa jam pertempuran hari Rabu (21/5), pasukan Mali “menjadi lemah akibat masalah koordinasi dan intelijen” dan harus “mundur.”
Dia mengatakan pemberontak di Kidal menerima dukungan dari “penyelundup natkotika” dan pejuang al-Qaida di Maghreb Islam (AQIM).
Para saksi mata mengatakan kepada VOA mereka melihat bendera dua kelompok Islamis - MUJAO dan Ansar Dine – dikibarkan di antara para pemberontak hari Rabu (21/5).
Militer Mali telah melancarkan serangan untuk merebut kembali kantor gubernur setempat dari separatis Tuareg yang merupakan anggota Gerakan Nasional bagi Pembebasan Azawad (MNLA).
Kidal telah menjadi benteng bagi MNLA, yang telah berjuang untuk mendirikan sebuah negara merdeka di Mali utara.
Juru bicara pemerintah mengatakan tentara Mali adalah kini “kembali menata diri.” Dia juga mengatakan pemerintah tetap tidak menerima berbagai upaya pembentukan negara berdaulat di di seluruh wilayah Mali.