Pasukan penjaga perdamaian PBB akan tetap berada di semua posisi mereka di Lebanon, meskipun Israel meminta mereka untuk pindah, di tengah meningkatnya pertempuran antara Israel dan Hizbullah, dan lima pasukan berhelm biru itu mengalami luka-luka, kata kepala pasukan penjaga perdamaian PBB pada Senin (14/10).
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Senin kembali meminta pasukan penjaga perdamaian di Lebanon selatan untuk pindah dari daerah-daerah tertentu yang dekat dengan perbatasan Israel dengan Lebanon. Dia juga menegaskan bahwa “sama sekali tidak benar” bahwa pasukan Israel menargetkan pasukan PBB, UNIFIL.
Israel telah menghadapi kritik keras, karena cedera dan kerusakan yang dialami oleh pasukan penjaga perdamaian PBB, yang telah dikerahkan di Lebanon sejak serangan darat pertama dari empat serangan darat utama Israel terhadap negara tetangganya itu pada 1978.
BACA JUGA: Warga Israel Kebumikan Tentara yang Tewas Akibat Serangan Hizbullah“Keputusan telah dibuat bahwa UNIFIL saat ini akan tetap berada di semua posisinya meskipun ada seruan yang dibuat oleh Pasukan Pertahanan Israel untuk mengosongkan posisi-posisi yang berada di sekitar Garis Biru,” kata kepala pasukan penjaga perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix.
“Saya ingin menekankan bahwa keputusan ini masih berlaku,” katanya, seraya menambahkan bahwa rencana tersebut telah dikonfirmasi sebelumnya pada Senin, oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Lima pasukan penjaga perdamaian terluka dalam serangkaian insiden pekan lalu, dengan insiden terbaru memperlihatkan pasukan PBB menuduh pasukan Israel menerobos gerbang dan memasuki salah satu markas mereka.
Militer Israel kemudian mengatakan sebuah tank “mundur beberapa meter ke pos UNIFIL” saat berada “di bawah tembakan” dan berusaha mengevakuasi tentara yang terluka.
Dewan Keamanan PBB untuk pertama kalinya dengan suara bulat menyuarakan “kekhawatiran yang kuat” pada Senin, setelah serangkaian insiden tersebut.
“Dengan latar belakang pertempuran yang sedang berlangsung di sepanjang Garis Biru, para anggota Dewan Keamanan menyatakan kekhawatiran mereka yang kuat setelah beberapa posisi UNIFIL diserang dalam beberapa hari terakhir,” kata presiden bergilir dewan tersebut, yang saat ini adalah duta besar Swiss untuk PBB Pascale Baeriswyl.
“Beberapa pasukan penjaga perdamaian telah terluka,” ujarnya lagi.
Dalam pernyataan tersebut, yang tidak secara khusus menyinggung Israel, ke-15 anggota dewan “mendesak semua pihak untuk menghormati keselamatan dan keamanan personel dan posisi UNIFIL. Mereka mengingatkan bahwa pasukan penjaga perdamaian PBB dan posisi PBB tidak boleh menjadi sasaran serangan”.
Intervensi dewan tersebut menyusul dua pertemuan tertutup mengenai situasi yang memburuk di Lebanon. Berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan 1701, hanya sekitar 9.500 pasukan UNIFIL dan tentara Lebanon yang boleh dikerahkan di Lebanon selatan. [ns/lt]