Militer Ukraina Pasukan Rusia berhasil "menduduki” Desa Ocheretyne, dengan populasi sebelum perang berjumlah 3.000 jiwa, kata militer Ukraina.
Militer Ukraina juga mencatat bahwa pertempuran sengit terus berlanjut di daerah tersebut ketika pasukan Ukraina berjuang untuk mengusir Rusia di wilayah Donetsk Timur di Ukraina.
Pasukan Rusia telah menyerang pasukan Kyiv yang kehabisan amunisi dengan artileri, pesawat nirawak atau drone, dan bom.
Rekaman drone yang diperoleh The Associated Press menunjukkan Ocheretyne dibumihanguskan oleh serangan Rusia, dan tidak ada satu pun bangunan di desa tersebut yang luput setelah serangan tersebut.
BACA JUGA: Rusia Serang Donetsk, Sedikitnya 2 TewasWilayah Kharkiv dan Dnipro di Ukraina juga menjadi sasaran serangan drone Rusia semalam. Setidaknya enam orang terluka, termasuk seorang anak berusia 13 tahun, ketika drone tersebut menyerang bangunan komersial dan perumahan, kata pejabat daerah, Sabtu (4/5).
Meskipun Angkatan Udara Ukraina mengatakan telah menjatuhkan semua 13 drone Shahed yang menargetkan wilayah tersebut, puing-puing dari drone yang jatuh di kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv, menghantam sasaran sipil. Puing-puing itu juga melukai empat orang dan menyebabkan kebakaran di gedung perkantoran yang telah berhasil dikendalikan, kata Oleh Synehubov, gubernur wilayah itu dalam sebuah kiriman teks di aplikasi Telegram.
Kantor berita negara Rusia, RIA, melaporkan pada Sabtu (4/5) bahwa pasukan Rusia menargetkan gudang drone semalam di Kharkiv yang dikatakan telah digunakan oleh pasukan Ukraina. Media pemerintah mengutip Sergei Lebedev, yang mengaku sebagai koordinator gerilyawan lokal pro-Moskow.
AP mengatakan komentar Lebedev tidak dapat diverifikasi secara independen.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Sabtu (4/5) bahwa pasukan pertahanan udaranya menembak jatuh empat rudal jarak jauh produksi AS yang dikenal dengan akronim ATACMS di Semenanjung Krimea. Kementerian mengatakan bahwa dalam seminggu terakhir pihaknya telah menembak jatuh 15 ATACMS.
Amerika Serikat (AS) diam-diam telah mengirimkan rudal jarak jauh ke Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.
Dalam konferensi pers 10 hari yang lalu, penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan membenarkan bahwa “sejumlah besar” rudal telah dikirim ke Ukraina dan menambahkan “kami akan mengirimkan lebih banyak lagi.”
Sullivan mengatakan Ukraina berkomitmen untuk menggunakan senjata hanya di wilayah Ukraina, bukan di Rusia. Namun, dia mengatakan bahwa rudal yang digunakan untuk pertama kalinya pada dini 17 April, dikerahkan untuk menarget lapangan terbang Rusia di Krimea, sekitar 165 kilometer dari garis depan Ukraina.
BACA JUGA: Ketua NATO: Bantuan untuk Ukraina akan Segera TibaSementara itu, Rusia mengecam latihan militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Alliance Treaty Organization/NATO) selama empat bulan, yang dikenal sebagai Steadfast Defender.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan dalam pernyataan pada Sabtu (4/5) bahwa latihan NATO di dekat perbatasan Rusia adalah bukti bahwa aliansi Barat sedang mempersiapkan potensi konflik dengan Rusia.
Zakharova menepis tuduhan NATO bahwa Rusia terlibat dalam serangan hibrida terhadap negara-negara anggota NATO, dan menyebutnya sebagai informasi yang salah yang bertujuan mengalihkan perhatian orang dari aktivitas aliansi tersebut. [ft/ah]
Sebagian informasi berasal dari Reuters, The Associated Press dan Agence France-Presse.