Pemimpin umat Katolik Roma tertinggi menyerukan perdamaian dunia, terutama di Timur Tengah.
VATIKAN —
Paus Benediktus berdoa untuk perdamaian, terutama di Timur Tengah, dalam misa Malam Natal, saat umat Kristen di seluruh dunia bersiap merayakan kelahiran Yesus Kristus lebih dari 2.000 tahun yang lalu.
Berbicara kepada sekitar 10.000 jemaat di Basilika St. Peter Senin malam waktu setempat, Paus menyerukan penghentian pertumpahan darah di Suriah, Lebanon, Irak dan negara-negara sekitarnya. Ia juga berdoa agar Israel dan Palestina dapat tinggal berdampingan dalam damai.
Paus berusia 85 tahun, yang tahun ini merayakan Natal kedelapan dalam pontifikasinya, mendesak orang-orang supaya menemukan ruang untuk Tuhan dalam hidup yang serba cepat dan diisi oleh peralatan elektronik terbaru.
“Apakah kita memiliki waktu dan ruang untuk-Nya? Apakah kita tidak berpaling dari Tuhan? Kita mulai melakukannya saat kita tidak punya waktu untuk-Nya,” ujar Paus, yang memakai jubah warna putih dan emas.
Pemimpin sekitar 1,2 miliar umat Katolik Roma di dunia ini mengatakan masyarakat telah sampai pada titik dimana proses berpikir banyak orang tidak meluangkan ruang bahkan untuk keberadaan Tuhan.
Ribuan wisatawan dari seluruh dunia berkumpul di kota Tepi Barat Bethlehem untuk merayakan hari Natal di tempat dimana kaum Kristen percaya Yesus dilahirkan.
Hari Natal tahun ini sangat menggembirakan tuan-rumah Palestina, yang baru saja bulan lalu menerima pengakuan PBB sebagai negara Palestina yang merdeka.
Dalam khotbah tahunannya sebelum Natal, uskup agung Gereja Katholik Roma di daerah itu, Fouad Twal, menyambut pencapaian Palestina dan mendesak bangsa Palestina agar bekerjasama dengan bangsa Israel untuk mengakhiri sengketa yang tampaknya tidak berakhir di kawasan itu.
Walaupun cuaca sangat dingin, perayaan terus berlanjut hingga larut malam, dan sebagian wisatawan menyebutnya pengalaman yang sangat mengharukan. (VOA/Reuters)
Berbicara kepada sekitar 10.000 jemaat di Basilika St. Peter Senin malam waktu setempat, Paus menyerukan penghentian pertumpahan darah di Suriah, Lebanon, Irak dan negara-negara sekitarnya. Ia juga berdoa agar Israel dan Palestina dapat tinggal berdampingan dalam damai.
Paus berusia 85 tahun, yang tahun ini merayakan Natal kedelapan dalam pontifikasinya, mendesak orang-orang supaya menemukan ruang untuk Tuhan dalam hidup yang serba cepat dan diisi oleh peralatan elektronik terbaru.
“Apakah kita memiliki waktu dan ruang untuk-Nya? Apakah kita tidak berpaling dari Tuhan? Kita mulai melakukannya saat kita tidak punya waktu untuk-Nya,” ujar Paus, yang memakai jubah warna putih dan emas.
Pemimpin sekitar 1,2 miliar umat Katolik Roma di dunia ini mengatakan masyarakat telah sampai pada titik dimana proses berpikir banyak orang tidak meluangkan ruang bahkan untuk keberadaan Tuhan.
Ribuan wisatawan dari seluruh dunia berkumpul di kota Tepi Barat Bethlehem untuk merayakan hari Natal di tempat dimana kaum Kristen percaya Yesus dilahirkan.
Hari Natal tahun ini sangat menggembirakan tuan-rumah Palestina, yang baru saja bulan lalu menerima pengakuan PBB sebagai negara Palestina yang merdeka.
Dalam khotbah tahunannya sebelum Natal, uskup agung Gereja Katholik Roma di daerah itu, Fouad Twal, menyambut pencapaian Palestina dan mendesak bangsa Palestina agar bekerjasama dengan bangsa Israel untuk mengakhiri sengketa yang tampaknya tidak berakhir di kawasan itu.
Walaupun cuaca sangat dingin, perayaan terus berlanjut hingga larut malam, dan sebagian wisatawan menyebutnya pengalaman yang sangat mengharukan. (VOA/Reuters)