Paus Benediktus XVI mengucapkan selamat tinggal di depan puluhan ribu orang di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, sehari sebelum pengunduran dirinya
VATIKAN —
Umat Katolik yang taat maupun yang penasaran mendesak maju untuk melihat dan melambaikan tangan, saat Paus Benediktus XVI naik kendaraan terbuka melalui lapangan Santo Petrus untuk terakhir kalinya. Paus berusia 85 tahun tersebut mengatakan kepada massa dan pemirsa televisi di seluruh dunia bahwa ia telah melewati waktu-waktu yang tidak mudah.
Tampaknya mengacu pada keputusannya untuk mengundurkan diri, Paus Benediktus mengatakan mencintai Gereja juga berarti memiliki keberanian untuk mengambil keputusan-keputusan sulit. Ia mendesak seluruh umat Katolik agar selalu menempatkan kebaikan gereja di atas keinginan mereka sendiri.
Paus Benediktus telah berjuang untuk mengatasi skandal pelecehan seksual oleh para imam, kebocoran ribuan dokumen memalukan, dan menurunnya jumlah umat Katolik di Eropa – semua isu yang harus diatasi oleh penggantinya kelak.
Satu orang di antara massa yang berkepentingan khusus dengan masa depan gereja adalah Pastur Thomas Rosica, direktur sebuah jaringan televisi Katolik di Kanada. "Paus Yohanes Paulus II mengajar kita dengan pelajaran yang sangat berharga selama masa kepausannya, terutama pada tahun-tahun terakhir, tentang penderitaan dan kematian. Paus Benediktus mengajar kita dengan pelajaran lain. Beliau telah mengajar kita tentang penyerahan diri. Kita tidak melekat pada kekuasaan dan otoritas dan jabatan dan hak istimewa, ketika kita tidak lagi punya tenaga," kata Pastur Rosica.
Warga Katolik lainnya dalam kerumunan besar itu juga bersimpati dengan kepada keputusan Sri Paus, dan ikut berspekulasi tentang kemungkinan pengganti paus untuk pertama kali berasal dari Eropa.
Menurut Pastur Rosica, para kardinal yang akan memilih paus berikutnya menyadari semua itu, tetapi tidak begitu memusatkan perhatian pada berita-berita utama seperti banyak pengamat.
“Puji Tuhan, para kardinal tidak berpikir seperti yang diharapkan surat kabar. Mereka akan mendengar laporan-laporan mengenai kehidupan gereja di berbagai tempat, kebutuhan-kebutuhan apa saja yang mendesak – dan dari semua itu satu tokoh akan muncul. Saya sepenuhnya yakin bahwa dengan bantuan Roh Kudus mereka tahu apa yang mereka lakukan," ujar Pastur Rosica lagi.
Banyak kardinal yang akan memilih pengganti Paus Benediktus sudah berada di Roma. Mereka diperkirakan akan mengambil keputusan sekitar pertengahan Maret, sehingga paus baru akan bisa memimpin berbagai ritual dalam Pekan Suci dan Paskah.
Sementara itu, mulai Kamis malam Gereja Katolik akan memiliki seorang mantan paus yang masih hidup untuk pertama kalinya dalam hampir 600 tahun. Paus Benediktus mengatakan akan terus menjadi bagian dari gereja dengan cara baru. Ia meminta umat Katolik agar mengenangnya dan untuk tepuk tangan yang hangat, ia membalasnya dengan ucapan sederhana "terima kasih".
Tampaknya mengacu pada keputusannya untuk mengundurkan diri, Paus Benediktus mengatakan mencintai Gereja juga berarti memiliki keberanian untuk mengambil keputusan-keputusan sulit. Ia mendesak seluruh umat Katolik agar selalu menempatkan kebaikan gereja di atas keinginan mereka sendiri.
Paus Benediktus telah berjuang untuk mengatasi skandal pelecehan seksual oleh para imam, kebocoran ribuan dokumen memalukan, dan menurunnya jumlah umat Katolik di Eropa – semua isu yang harus diatasi oleh penggantinya kelak.
Satu orang di antara massa yang berkepentingan khusus dengan masa depan gereja adalah Pastur Thomas Rosica, direktur sebuah jaringan televisi Katolik di Kanada. "Paus Yohanes Paulus II mengajar kita dengan pelajaran yang sangat berharga selama masa kepausannya, terutama pada tahun-tahun terakhir, tentang penderitaan dan kematian. Paus Benediktus mengajar kita dengan pelajaran lain. Beliau telah mengajar kita tentang penyerahan diri. Kita tidak melekat pada kekuasaan dan otoritas dan jabatan dan hak istimewa, ketika kita tidak lagi punya tenaga," kata Pastur Rosica.
Warga Katolik lainnya dalam kerumunan besar itu juga bersimpati dengan kepada keputusan Sri Paus, dan ikut berspekulasi tentang kemungkinan pengganti paus untuk pertama kali berasal dari Eropa.
Menurut Pastur Rosica, para kardinal yang akan memilih paus berikutnya menyadari semua itu, tetapi tidak begitu memusatkan perhatian pada berita-berita utama seperti banyak pengamat.
“Puji Tuhan, para kardinal tidak berpikir seperti yang diharapkan surat kabar. Mereka akan mendengar laporan-laporan mengenai kehidupan gereja di berbagai tempat, kebutuhan-kebutuhan apa saja yang mendesak – dan dari semua itu satu tokoh akan muncul. Saya sepenuhnya yakin bahwa dengan bantuan Roh Kudus mereka tahu apa yang mereka lakukan," ujar Pastur Rosica lagi.
Banyak kardinal yang akan memilih pengganti Paus Benediktus sudah berada di Roma. Mereka diperkirakan akan mengambil keputusan sekitar pertengahan Maret, sehingga paus baru akan bisa memimpin berbagai ritual dalam Pekan Suci dan Paskah.
Sementara itu, mulai Kamis malam Gereja Katolik akan memiliki seorang mantan paus yang masih hidup untuk pertama kalinya dalam hampir 600 tahun. Paus Benediktus mengatakan akan terus menjadi bagian dari gereja dengan cara baru. Ia meminta umat Katolik agar mengenangnya dan untuk tepuk tangan yang hangat, ia membalasnya dengan ucapan sederhana "terima kasih".