Paus Fransiskus hari Rabu (4/12) menyerukan doa bagi 12 biarawati Ortodoks yang dilaporkan telah ditangkap dari biara mereka di Suriah oleh para gerilyawan.
Pejabat-pejabat keagamaan di kawasan itu mengatakan ke-12 biarawati itu telah diculik, tetapi seorang aktivis oposisi Suriah mengatakan mereka hanya dipindahkan demi keselamatan mereka sendiri.
Penahanan ke-12 biarawati itu menyusul penahanan dua uskup dan seorang pendeta yang diperkirakan telah ditahan oleh kelompok gerilyawan garis keras, memperdalam keprihatinan bahwa ekstrimis di dalam kelompok oposisi menarget warga Kristen.
Kelompok minoritas Suriah – termasuk warga Kristen – lebih berpihak pada pemerintah Presiden Bashar al-Assad atau berupaya tidak berpihak dalam perang saudara di Suriah, karena khawatir akan nasib mereka jika gerilyawan yang semakin didominasi oleh ekstrimis Islam nantinya berkuasa.
Berbicara kepada massa yang berkumpul untuk mengikuti audiensi umum di lapangan Santo Petrus di Vatikan, Paus Fransiskus mengajak “setiap orang untuk mendoakan ke-12 biarawati biara Ortodoks-Yunani Santa Takla di Maaloula – Suriah, yang ditangkap oleh gerombolan bersenjata dua hari lalu”.
Ajakannya muncul selagi pertempuran meluas di beberapa bagian Suriah, termasuk di Aleppo Utara di mana pemberontak melepaskan tembakan mortir ke arah pemukiman yang dikuasai pemerintah, menewaskan sedikitnya 17 orang dan melukai puluhan lainnya – demikian ujar Rami Abdurrahman – anggota badan pemantauan HAM Suriah yang berkantor di Inggris.
Seorang aktivis kelompok oposisi Suriah mengklaim ke-12 biarawati itu dipindahkan demi keselamatan mereka karena pertempuran hebat yang terjadi di dekat biara tersebut. Namun para gerilyawan tidak memberi bukti tentang keselamatan mereka.
Wakil Biara Ortodoks Yunani Saidnaya – Stephanie Haddad – mengatakan kepada Associated Press, Selasa malam ia telah berbicara dengan para biarawati itu. Ia mengatakan para gerilyawan yang menjaga mereka di Yabroud berjanji ke-12 biarawati itu akan segera dibebaskan, “tetapi belum ada kepastian”.
Penahanan ke-12 biarawati itu menyusul penahanan dua uskup dan seorang pendeta yang diperkirakan telah ditahan oleh kelompok gerilyawan garis keras, memperdalam keprihatinan bahwa ekstrimis di dalam kelompok oposisi menarget warga Kristen.
Kelompok minoritas Suriah – termasuk warga Kristen – lebih berpihak pada pemerintah Presiden Bashar al-Assad atau berupaya tidak berpihak dalam perang saudara di Suriah, karena khawatir akan nasib mereka jika gerilyawan yang semakin didominasi oleh ekstrimis Islam nantinya berkuasa.
Berbicara kepada massa yang berkumpul untuk mengikuti audiensi umum di lapangan Santo Petrus di Vatikan, Paus Fransiskus mengajak “setiap orang untuk mendoakan ke-12 biarawati biara Ortodoks-Yunani Santa Takla di Maaloula – Suriah, yang ditangkap oleh gerombolan bersenjata dua hari lalu”.
Ajakannya muncul selagi pertempuran meluas di beberapa bagian Suriah, termasuk di Aleppo Utara di mana pemberontak melepaskan tembakan mortir ke arah pemukiman yang dikuasai pemerintah, menewaskan sedikitnya 17 orang dan melukai puluhan lainnya – demikian ujar Rami Abdurrahman – anggota badan pemantauan HAM Suriah yang berkantor di Inggris.
Seorang aktivis kelompok oposisi Suriah mengklaim ke-12 biarawati itu dipindahkan demi keselamatan mereka karena pertempuran hebat yang terjadi di dekat biara tersebut. Namun para gerilyawan tidak memberi bukti tentang keselamatan mereka.
Wakil Biara Ortodoks Yunani Saidnaya – Stephanie Haddad – mengatakan kepada Associated Press, Selasa malam ia telah berbicara dengan para biarawati itu. Ia mengatakan para gerilyawan yang menjaga mereka di Yabroud berjanji ke-12 biarawati itu akan segera dibebaskan, “tetapi belum ada kepastian”.