Paus Fransiskus memulai lawatan pertama ke Irlandia dalam hampir 40 tahun dengan mengungkapkan kemarahannya di hadapan komunitas Katholik atas ‘’kejahatan menjijikkan’’ yang dilakukan sejumlah pastur yang telah memperkosa dan mencabuli anak-anak, dan kegagalan otorita berwenang di gereja untuk mengatasi hal itu.
“Saya tidak dapat tidak mengakui skandal keji yang terjadi di Irlandia, pelecehan anak-anak oleh anggota-anggota gereja yang bertanggungjawab pada pendidikan dan perlindungan mereka,” ujar Paus dalam resepsi kenegaraan di Dublin Castle yang ikut dihadiri sejumlah penyintas.
“Kegagalan otorita gereja – uskup, para pengawas keagamaan, pastur dan lainnya – untuk menangani kejahatan-kejahatan menjijikkan ini secara memadai telah menimbulkan kemarahan dan tetap menjadi sumber rasa malu dan kepedihan bagi komunitas Katholik,” tambahnya.
Dalam upaya untuk mengatasi kemarahan dunia tentang skandal pelecehan seksual itu, Paus Fransiskus menyebut langkah-langkah yang telah diambil pendahulunya, Paus Benediktus, untuk mengatasi krisis tersebut. Meskipun demikian Benediktus tidak mengakui kekeliruan Vatikan yang menutupi skandal itu, dan Fransiskus pun belum memberikan rencana langkah-langkah baru yang akan diambilnya untuk menghukup uskup-uskup yang gagal meilndungi umat paroki mereka.
Paus Fransiskus memang mengatakan berkomitmen untuk mengkaji secara mendalam gereja-gereja ini terlepas dari biaya moral atau penderitaan yang akan ditimbulkan.
Irlandia telah banyak berubah sejak lawatan Paus John Paul II tahun 1979 lalu, dan menjadi lebih sekuler pasca terungkapnya skandal pelecehan seksual para pastur mulai tahun 2005 lalu.
Ratusan ribu orang diperkirakan akan datang untuk menemui Paus, termasuk para demonstran yang sudah merencanakan akan melancarkan aksi protes.
Banyak korban pelecehan seksual, keluarga dan para pendukung mereka menyerukan kepada Paus Fransiskus untuk melakukan lebih banyak hal dibanding sekedar melangsungkan pertemuan tertutup dengan sekelompok penyintas terpilih.
Dalam konferensi yang disponsori Vatikan hari Jum’at (24/8), seorang penyintas terkemuka di Irlandia, Marie Collins, mengatakan Gereja Katholik harus membentuk “struktur yang kuat” untuk meminta pertanggungjawaban pastur yang sewenang-wenang.
Vatikan mengumumkan Paus Fransiskus akan bertemu sejumlah korban pelecehan seksual para pastur dan menambahkan bahwa ia juga akan datang ke Katedral Saint Mary di Dublin untuk mendoakan para korban. [em]