Pemerintah harus menerapkan kebijakan “serius dan efektif” yang mendukung keluarga-keluarga guna mengatasi masalah merosotnya angka kelahiran dan populasi yang menua, kata Paus Fransiskus seraya mendesak kaum muda agar percaya pada masa depan.
“Ada kebutuhan untuk berkomitmen lebih besar dari semua pemerintah agar generasi muda berada dalam posisi untuk mewujudkan impian sah mereka,” kata Paus Fransiskus. Ia berbicara pada konferensi “Kondisi Umum Kelahiran” di Roma yang membahas krisis demografis yang kian besar.
Ia menambahkan, 'Rumah-rumah dipenuhi barang-barang dan kosong dari anak-anak, sungguh menjadi tempat yang menyedihkan. Tidak ada kekurangan anak anjing, anak kucing, tidak ada. Yang ada adalah kekurangan anak-anak. Masalah dunia kita bukanlah anak-anak yang dilahirkan, masalahnya adalah egoisme, konsumerisme dan individualisme, yang membuat orang-orang bosan, kesepian dan tidak bahagia.”
Tingkat kesuburan di Eropa terhenti pada angka sekitar 1,5 kelahiran per perempuan selama satu dekade ini. Angka tersebut berada di atas tingkat kesuburan yang rendah yang tercatat di Asia Timur, tetapi masih jauh dari angka 2,1 yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat populasi.
Di Italia, tingkat kelahiran turun ke rekor terendah pada tahun 2023, penurunan tahunan ke-15 berturut-turut, kata lembaga statistik nasional Italia ISTAT pada Maret lalu. Pemerintah yang berkuasa berturut-turut di negara itu sejauh ini belum mampu mengubah tren penurunan, meski pun telah berulang kali menjanjikannya. [uh/lt]