Berbicara dalam suatu pertemuan antar agama di misi diplomatik Vatikan di Nairobi, Paus menyatakan dialog antar agama “sangat penting,” bukan sekadar suatu pilihan atau kemewahan. Ia menyebut beberapa serangan kelompok Islamis radikal baru-baru ini di Kenya, termasuk serangan terhadap Universitas Garissa April lalu di Kenya Timur laut, yang menewaskan 150 orang, dan serangan tahun 2013 terhadap Mal Westgate di Nairobi yang menewaskan 67 orang.
Kelompok militan al-Shabab mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut. Kelompok itu menentang keputusan pemerintah Kenya untuk mengirim pasukan ke negara tetangganya, Somalia, untuk membantu memerangi kelompok radikal itu.
Hari Jumat (26/11), pemimpin Gereja Katolik Roma itu akan mengunjungi kawasan kumuh Kangemi di Nairobi, dan bertemu dengan generasi muda di Stadion Kasarani.
Dalam persinggahan berikutnya, ia dijadwalkan mengunjungi tempat untuk mengenang para martir Kristen di Uganda, serta mengunjungi sebuah masjid dan kamp pengungsi di Republik Afrika Tengah. Menjembatani kesenjangan Muslim-Kristen merupakan salah satu tema dalam lawatan pertamanya ke Afrika.
Dalam lawatan ini, Sri Paus juga diperkirakan akan menyoroti dampak perubahan iklim. Ia sebelumnya mengatakan bahwa kelompok masyarakat yang kurang beruntung terimbas secara tidak proporsional oleh perubahan pola cuaca. [uh/lt]