Paus Fransiskus akan menunjukkan dukungan terhadap dialog antaragama pada hari terakhir kunjungannya di Ibu Kota Mongolia, Ulan Bator, Minggu (3/9). Dalam kunjungan itu, Paus Franciskus berupaya membangun hubungan dengan China.
Acara pagi itu akan menyatukan 10 pemimpin agama-agama besar di Mongolia. Gelaran itu dilaksanakan pada saat Paus yang berusia 86 tahun itu secara halus mengirim pesan ke negara tetangga, terutama China, bahwa spiritualitas itu sehat bagi masyarakat dan bukan ancaman.
BACA JUGA: Taiwan Harap Keterlibatan Paus di China Bantu Perbaiki Masalah Kebebasan Beragama yang MemburukMongolia adalah negara demokrasi muda dan Konstitusi negara itu menjamin kebebasan beragama. Ada sekitar 1.400 umat Katolik di Mongolia dari populasi penduduk 3,3 juta jiwa. Hanya ada 25 imam dan hanya dua di antaranya adalah orang Mongolia.
Mayoritas orang Mongolia adalah penganut Buddha atau mempraktikkan Syamanisme.
Dengan mengunjungi negara Asia Tengah yang terisolasi itu, biarawan Yesuit asal Argentina itu tak hanya berharap menyemangati komunitas misionaris dan umat Katolik yang jumlahnya mungil, tapi juga menggunakan kehadirannya untuk memperbaiki hubungan antara Vatikan dan Beijing.
Partai Komunis China yang mengontrol ketat institusi-institusi keagamaan yang diakui, mewaspadai keberadaan Gereja Katolik di wilayahnya.
Tahun lalu, Takhta Suci Vatikan memperbarui kesepakatan dengan Beijing yang memberi kesempatan bagi kedua belah pihak untuk memberi pendapat dalam pengangkatan uskup di China.
Peziarah Persahabatan
Pada Sabtu (2/9), Mongolia menyambut pemimpin umat Katolik dunia itu dengan upacara yang menampilkan prajurit kehormatan dan barisan penunggang kuda berbaju besi dalam parade.
BACA JUGA: China Bersedia Tingkatkan Hubungan dengan VatikanDalam acara itu, Paus Fransiskus menyebut dirinya sebagai “peziarah persahabatan.” Dia juga memuji kebaikan negara tersebut, termasuk masyarakat nomadennya yang “menghormati keseimbangan ekosistem yang rapuh.”
"Dia mengatakan tradisi Syamanisme dan Buddha di Mongolia yang hidup berdampingan dengan harmonis bersama alam bisa membantu “upaya yang mendesak dan tidak dapat ditunda lagi untuk melindungi dan melestarikan planet Bumi."
Di Lapangan Sukhbaatar yang luas, banyak pengunjung berharap bisa melihat pemimpin 1,3 miliar umat Katolik di Dunia.
Salah satu di antara para pengunjung adalah warga Mongolia, Enkhtur Dagvadorj. Dia mengatakan Paus Fransiskus “tampaknya orang yang hebat. Dia benar-benar tokoh global.”
Lawatan Paus Fransiskus juga menarik perhatian para peziarah dari berbagai wilayah, termasuk umat Katolik China. Sebagian di antara mereka tampak melambaikan bendera China berwarna merah saat menunggu untuk melihat Paus.
Pada Minggu (3/9) sore, Fransiskus akan memimpin misa di dalam arena hoki es yang baru saja selesai dibangun. [ft/ah]