Paus Fransiskus Rayakan Misa di Abu Dhabi 

Paus Fransiskus duduk di depan altar saat menggelar misa di Stadion Sheikh Zayed Sports City, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 5 Februari 2019.

Paus Fransiskus merayakan Misa di Abu Dhabi pada hari Selasa (5/2) sebagai penutup kunjungannya yang singkat namun bersejarah ke Uni Emirat Arab (UEA).

Misa itu dihadiri oleh sekitar 135.000 orang di stadion Zayed Sports City dan menurut berbagai pihak merupakan pertemuan terbesar umat Kristen di Semenanjung Arab.

Sebelum Misa, pemimpin umat Katolik dunia itu mengitari stadion dengan mobil kepausan, melambaikan tangan kepada khalayak yang menanggapi dengan sorak-sorai dan yel-yel dukungan.

Pada hari Senin, Paus Fransiskus menyerukan diakhirinya perang di Timur Tengah, khususnya konflik di Yaman, Suriah, Irak dan Libya, ketika ia berbicara dalam pertemuan antaragama.

“Persaudaraan manusia menuntut kita, sebagai wakil-wakil dari agama-agama dunia, melakukan kewajiban untuk menolak setiap nuansa yang menyetujui perang,” kata Sri Paus.

UEA adalah bagian penting dari koalisi pimpinan Saudi yang telah berperang di Yaman untuk mendukung presiden negara itu sejak 2015, tetapi yang telah dikecam oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia karena membunuh warga sipil dengan serangan udara.

Paus Fransiskus berbicara bersama Sheik Ashamed el-Tayeb, imam besar Masjid Al-Azhar Mesir, tempat Islam Sunni berusia 1000 tahun, Yang juga menghadiri acara “Pertemuan Persaudaraan Manusia” itu adalah pemimpin agama Islam, Kristen, Yahudi, Budha dan Hindu dari seluruh dunia.

Kunjungan itu adalah yang pertama yang pernah dilakukan oleh seorang paus ke Semenanjung Arab.

Konferensi dan kunjungan Paus Fransiskus itu merupakan bagian dari Tahun Toleransi di Uni Emirat Arab dan upaya negara itu untuk menunjukkan keterbukaan terhadap agama-agama lain.

Putra mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan termasuk di antara mereka yang menyambut Paus Fransiskus di istana kepresidenan dalam upacara Senin pagi.

Gereja Katolik memperkirakan ada sekitar satu juta umat Katolik di UEA. Sebagian besar mereka berasal dari Filipina dan India yang meninggalkan keluarga dan negara mereka untuk mencari pekerjaan di Emirat di mana mereka dapat menghadapi kondisi kerja yang berbahaya. [lt]