Paus Fransiskus Sebut Migran Hadapi 'Krisis Kemanusiaan'

Paus Fransiskus melambaikan tangannya ke arah kerumunan warga yang memadati jalanan saat meninggalkan ibukota Meksiko menuju Ciudad Juarez (17/2).

Paus Fransiskus melakukan jalan kaki simbolis di jalan yang dihiasi bunga-bunga menuju ke sebuah salib di Ciudad Juárez. Salib tersebut didirikan untuk mengenang para migran yang tewas sewaktu berusaha menyeberang perbatasan ke Amerika Serikat.

“Jangan lagi ada kematian. Jangan ada lagi eksploitasi,” seru Paus Fransiskus dalam misa bernuansa politik di Ciudad Juárez, Rabu malam (17/2), saat mengakhiri lawatan lima harinya ke Meksiko.

Ciudad Juárez berada di perbatasan dengan Amerika Serikat. Paus berdoa dengan hening bagi mereka yang meninggal ketika berusaha menyeberangi perbatasan memasuki Amerika, sementara ribuan jemaat menyaksikannya di kedua sisi perbatasan yang dijaga ketat.

Paus Fransiskus melakukan jalan kaki simbolis di jalan yang dihiasi bunga-bunga menuju ke sebuah salib di Ciudad Juárez. Salib tersebut didirikan untuk mengenang para migran yang tewas sewaktu berusaha menyeberang perbatasan ke Amerika Serikat. Ia menyatakan kesedihan atas tragedi yang dialami migran dalam mencari kehidupan yang lebih baik.

Ia mengatakan penderitaan para migran, di Amerika Serikat dan di Eropa, yang sedang menghadapi masuknya arus migran Suriah, kerap kali meliputi “ketidakadilan yang mengerikan, perbudakan, penculikan, pemerasan,” dan perdagangan manusia. Ia mengatakan dunia tidak dapat menyangkal bahwa “krisis kemanusiaan” sedang terjadi sementara jutaan orang dipaksa bermigrasi untuk mencari kedamaian dan peluang ekonomi. [uh]