Paus Fransiskus pada Minggu (22/12) kembali mengecam serangan Israel di Jalur Gaza. Ia mengutuk "kekejaman" mereka untuk kedua kalinya dalam beberapa hari meskipun Israel menuduhnya menerapkan "standar ganda".
"Dan dengan rasa sakit saya memikirkan Gaza, tentang begitu banyak kekejaman, tentang anak-anak yang ditembaki dengan senapan mesin, tentang pengeboman sekolah dan rumah sakit. Betapa kejamnya," kata Paus Fransiskus setelah doa Angelus mingguannya.
Kecaman Paus itu terlontar sehari setelah pria Argentina berusia 88 tahun tersebut menyesalkan serangan udara Israel yang menewaskan tujuh anak dari satu keluarga pada Jumat, menurut badan penyelamat Gaza.
BACA JUGA: Israel Tuding Paus Terapkan "Standar Ganda" Setelah Kritik Gaza"Kemarin anak-anak dibom. Ini kekejaman, ini bukan perang," kata Paus kepada anggota pemerintahan Takhta Suci.
Pernyataan Paus yang diungkapkan pada Sabtu itu memicu respons tajam dari Israel.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel menyebut intervensi Paus Fransiskus sebagai sesuatu yang "sangat mengecewakan karena tidak sesuai dengan konteks yang sebenarnya dan faktual mengenai perjuangan Israel melawan terorisme jihadis -- perang multi-front sejak 7 Oktober."
"Cukup dengan standar ganda dan pengucilan negara Yahudi dan rakyatnya," tambahnya.
BACA JUGA: Tim SAR Gaza: Serangan Udara Israel Tewaskan 7 Anak dalam Satu Keluarga"Kekejaman adalah teroris yang bersembunyi di balik anak-anak sambil mencoba membunuh anak-anak Israel; kekejaman adalah menyandera 100 orang selama 442 hari, termasuk bayi dan anak-anak, oleh teroris dan menyiksa mereka," kata pernyataan Israel.
Pernyataan itu merujuk pada tindakan Hamas yang menyerang Israel, membunuh banyak warga sipil dan menyandera orang pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang Gaza.
Setidaknya 45.259 warga Palestina tewas dalam operasi militer balasan Israel di wilayah Palestina, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut data dari kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas. [ah/ft]