Ratusan ribu jemaat Katholik hari Minggu (14/2) berkumpul di pinggiran Mexico City untuk mengikuti misa bersama Paus Fransiskus – pemimpin Gereja Katolik Roma.
Pesan Paus tentang harapan dan solidaritas itu disampaikan di sebuah lapangan terbuka di kota Ecatepec.
Kota itu terletak di negara bagian Meksiko yang padat penduduknya kawasan yang dihantui oleh kartel-kartel narkoba yang saling berperang dan terkenal karena serangkaian upaya penghilangan paksa perempuan, di mana mayat-mayat mereka kemudian ditinggalkan begitu saja atau ditemukan di kanal-kanal.
Menurut National Citizens Observatory on Femicide, pada tahun 2011 dan 2012 hampir 1.300 perempuan dan anak perempuan – yang separuh diantaranya berusia antara 10-17 tahun – hilang di negara bagian Meksiko. Empat ratus empat puluh delapan di antaranya dibunuh, kebanyakan akibat kekerasan yang mengerikan.
Data lebih jauh menunjukkan hanya satu dari empat kasus seperti itu yang diselidiki, dan kurang dari 2% berakhir dengan penangkapan dan pengadilan.
Paus hari Sabtu (13/2) menyerukan kepada pemimpin-pemimpin Meksiko untuk memberikan “keadilan sejati” dan keamanan di negara itu setelah dilanda kekerasan narkoba, korupsi dan kemiskinan selama bertahun-tahun.
Paus Fransiskus mengatakan kepada Presiden Enrique Pena Nieto dan anggota-anggota perlemen di Mexico City bahwa mereka bertanggungjawab membantu warga mendapatkan “bahan-bahan jasmani dan rohani yang sangat diperlukan,” termasuk perumahan, pekerjaan dan lingkungan yang damai.
Dalam pidato terpisah kepada para uskup Meksiko, Paus mendesak para uskup untuk bersikap lebih agresif menentang korupsi dan perdagangan narkoba. Ia menantang para pemimpin gereja untuk mengecam apa yang disebutnya sebagai “ancaman berbahaya” akibat perdagangan narkoba tersebut.
Hari Senin (15/2) Paus akan melawat ke Chiapas – negara bagian yang paling miskin di Meksiko – di mana ia akan memimpin misa dalam tiga bahasa penduduk asli. Paus kemudian akan ke Morelia – ibukota negara bagian Michoacan – di mana pada tahun 2013 para petani mengangkat senjata melawan apa yang disebut sebagai kartel narkoba “Knights Templar”.
Paus Fransiskus akan mengakhiri kunjungannya hari Rabu (16/2) di kota Ciudad Juarez di perbatasan Amerika-Meksiko, kota yang dikenal sebagai bekas ibukota pembunuhan di Meksiko – di mana ia akan menyampaikan isu kejahatan, perdagangan narkoba dan migrasi. [em/ii]