Paus Fransiskus menyerukan rakyat Bosnia untuk mengupayakan perdamaian dan keharmonisan etnis dan agama untuk mengatasi perbedaan mendalam yang disebabkan perang Balkan pada tahun 1990-an.
Pada acara misa yang dihadiri 65.000 orang hari Sabtu (6/6) di stadion Sarajevo, yang merupakan simbol keragaman etnis dan agama di bekas Yugoslavia itu, Paus menyebutkan tentang penderitaan yang dialami warga Bosnia, kamp-kamp pengungsi, rumah-rumah dan pabrik-pabrik yang hancur, orang-orang yang kehilangan tempat tinggal dan kehidupan yang berantakan, dan mengatakan “jangan ada perang lagi!”
Dalam konferensi pers bersama dengan Ketua Kepresidenan Bosnia dan Herzegovina, Mladen Ivanic, Paus Fransiskus mengatakan bahwa “perdamaian dan keharmonisan di antara rakyat Kroasia, Serbia dan Bosnia, dan inistiatif-inisiatif yang diambil untuk memperluas upaya itu,… di kalangan Muslim, Yahudi, dan Kristiani, merupakan hal penting yang tidak kenal batas.”
Ivanic mengukuhkan keyakinan itu, mengatakan bahwa “kesalahpahaman, tidak toleran dan perbedaan ”adalah masa lalu Bosnia. Kita sudah memetik pelajaran dari masa lalu. Lembaran baru ada di hadapan kita,” kata Ivanic.
Pada akhir pertemuan, tiga presiden Bosnia dan Paus kemudian melepas burung dara sebagai simbol perdamaian.
Bosnia adalah negara dengan penduduk multi-etnis dan multi-agama. Menurut statistik Vatikan, terdapat 40 persen warga Bosnia, 31 persen warga Serbia Kristen Ortodoks, dan 15 persen warga Kroasia Katolik.