Paus Tetapkan Pertapa, Martir dan Jurnalis Jadi Orang-Orang Kudus Katolik yang Baru

Paus Fransiskus berbicara saat menghadiri Malam Paskah di Basilika Santo Petrus di Vatikan, 16 April 2022. (Foto: REUTERS/Guglielmo Mangiapane)

Seorang warga Prancis yang dibunuh di padang pasir, seorang pastor Belanda yang dibunuh di kamp konsentrasi Nazi dan seorang awam India termasuk di antara 10 orang kudus baru yang ditetapkan oleh Paus Fransiskus pada hari Minggu (15/5).

Puluhan ribu orang dari seluruh dunia diperkirakan akan hadir di Lapangan Santo Petrus di Vatikan untuk misa kanonisasi, yang dipimpin oleh Sri Paus berusia 85 tahun itu.

Menurut aturan Gereja Katolik, ke-10 calon tersebut telah dibeatifikasi, atau diberi nama “diberkati,” tetapi kemudian harus dikaitkan dengan mukjizat untuk mengambil langkah terakhir menjadi santo/santa.

Kebanyakan dari mereka mendirikan ordo keagamaan, tetapi orang-orang kudus baru itu termasuk Charles de Foucauld, seorang tentara dan penjelajah Prancis.

Jemaah menghadiri doa Regina Caeli yang dipimpin oleh Paus Fransiskus, di Lapangan Santo Petrus di Vatikan, 1 Mei 2022. (Foto: via Reuters)

Dia menjadi seorang imam Katolik dan tinggal di antara biarawan Trapis di Suriah, di Palestina, dan akhirnya di antara orang Tuareg di gurun Aljazair. Trappist adalah ordo biarawan Cistercian yang terkenal dengan aturan keras termasuk tetap diam untuk sebagian besar waktu.

De Foucauld dibunuh oleh bandit pada tanggal 1 Desember 1916, tetapi karya-karyanya bertahan lebih lama darinya dan dia menjadi salah seorang Katolik paling terkenal di Prancis.

Para teolog Vatikan mengaitkan de Foucauld dengan penyembuhan seorang penderita kanker pada tahun 1984, dan dia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI pada tahun 2005.

Keajaiban keduanya diumumkan setelah seorang tukang kayu muda Prancis yang selamat setelah jatuh dari ketinggian 15 meter pada tahun 2016.

Paus Fransiskus dengan mobil kepausannya melewati kerumunan umat pada akhir misa Minggu Paskah Katolik yang dipimpinnya di Lapangan Santo Petrus di Vatikan, 17 April 2022. (Foto: AP)

Di antara umat pada hari Minggu akan ada para anggota gereja Katolik Aljazair, yang menganggap de Foucauld “sangat penting,” kata uskup agung Aljazair, Jean-Paul Vesco.

“Di situlah hidupnya menjadi pijar,” kata Vesco kepada AFP sebelum menuju ke Roma.

Suntikan Mematikan

Calon santo lainnya adalah Titus Brandsma, imam Karmelit, teolog dan jurnalis asal Belanda yang menentang Nazi selama Perang Dunia II.

Dia berbicara menentang Nazi sebelum Jerman menginvasi Belanda pada tahun 1940 dan sesudahnya. Dia mendorong surat kabar Katolik Belanda untuk melawan propaganda penjajah.

BACA JUGA: Paus Bela Kebebasan Pers dalam Penghormatan bagi Jurnalis yang Terbunuh

Brandsma ditangkap pada Januari 1942 dan berakhir di kamp konsentrasi Dachau, di mana dia meninggal pada 26 Juli tahun itu, setelah disuntik dengan asam karbol.

Dia dibeatifikasi pada tahun 1985 setelah dinyatakan sebagai martir dan kemudian ditemukan dianggap telah melakukan mukjizat dalam menyembuhkan seorang imam Karmelit.

Menjelang misa pada hari Minggu, sekelompok jurnalis menandatangani surat terbuka kepada Paus Fransiskus yang mendesaknya untuk menjadikan Brandsma sebagai santo pelindung resmi bagi para jurnalis.

Dia “berbagi misi yang lebih dalam yang harus mendorong jurnalisme di zaman modern: pencarian kebenaran dan kejujuran, penggalakan perdamaian dan dialog antar manusia,” kata mereka.

Paus Fransiskus berjalan melewati tentara yang memegang bendera Vatikan dan Siprus di Bandara Internasional Larnaca saat tiba untuk kunjungannya ke Siprus dan Yunani, di Larnaca, Siprus, 2 Desember 2021. (Foto: REUTERS/Guglielmo Mangiapane)

Awam India

Devasahayam Pillai, yang dikenal sebagai Lazarus, akan menjadi orang awam India pertama yang menjadi orang suci, menurut Vatikan.

Pillai adalah seorang Hindu dari daerah yang kini menjadi negara bagian Tamil Nadu di India selatan. Dia masuk Katolik pada tahun 1745 saat bekerja di istana kerajaan, di mana ia bertemu dengan seorang komandan Belanda yang ditangkap yang mengajarinya tentang agama Kristen.

Namun imannya, dan khotbahnya tentang kesetaraan semua orang – yang merupakan sebuah pandangan revolusioner pada saat itu – menimbulkan kegemparan dan ketika dia menolak untuk meninggalkan agama barunya, dia ditangkap. Setelah hampir tiga tahun disiksa di penjara – di mana dia mulai dikunjungi oleh banyak umat – dia akhirnya ditembak mati di hutan atas perintah raja pada 14 Januari 1752.

Dia dinyatakan sebagai martir dan dibeatifikasi pada tahun 2012, sebelum kemudian dikaitkan dengan keajaiban yang menghidupkan kembali janin berusia 20 minggu dalam kehamilan. [lt/ab]