PBB memperkirakan bahwa lebih dari 120.000 pengungsi golongan minoritas Rohingya telah melintasi perbatasan dari negara bagian Rakhine utara Myanmar ke Bangladesh dalam dua minggu terakhir.
"Mereka tersebar di desa-desa setempat, kamp-kamp pengungsi di tempat-tempat darurat di tenggara Bangladesh," kata Vivian Tan, petugas bidang pers regional UNHCR Asia, kepada VOA .
"Banyak dari mereka yang tiba dalam kondisi sangat buruk. Mereka mengatakan bahwa mereka telah berjalan berhari-hari, mereka belum makan sejak mereka meninggalkan rumah mereka. Banyak dari mereka mengatakan bahwa mereka telah bertahan dengan minum air yang dapat mereka temukan. Kondisi fisik mereka sangat buruk."
Tan mengatakan bahwa dua kamp pengungsi resmi di Bangladesh sudah melampaui kapasitas tampungnya dengan kedatangan pengungsi yang meningkat setiap hari.
"Pada dasarnya tidak ada tempat lagi untuk menerima lebih banyak pengungsi" kata Tan.
Banyak pemimpin masyarakat internasional telah mengutuk kekerasan tersebut, dan menyerukan kepada pemimpin de facto Myanmar, Aung Sun Suu Kyi, untuk mengutuk masalah tersebut dan bertindak untuk mengatasinya.
Uni Eropa pada hari Selasa mengeluarkan sebuah pernyataan yang meminta kedua pihak untuk mengurangi ketegangan. [sp]