Mladic didakwa dengan 11 pasal kejahatan perang termasuk genosida di awal 1990-an dalam perang antar-ethnik di Bosnia.
Jenderal Ratko Mladic dari suku Serbia Bosnia diadili di Den Haag hari Rabu, hari pertama peradilan kejahatan perang yang sudah lama ditunggu-tunggu itu, dimana Jenderal berusia 70 tahunan itu menantang para keluarga korban.
Jaksa internasional telah mendakwa Mladic dengan 11 pasal kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk genosida, yang dilakukan pada awal tahun 1990-an dalam perang antar-ethnik Bosnia.
Mladic memasuki ruang sidang dengan sikap yang membangkang, dimana ia mengacungkan jempol dan bertepuk tangan. Ia memberi isyarat potong leher dengan menggunakan jarinya ketika ia memandang para keluarga korban yang menyaksikan sidang dari balik kaca yang tahan peluru.
Jaksa menunjukkan gambar video dan naskah pembicaraan telepon Mladic sebagai bukti peranannya dalam pembunuhan kaum sipil pada masa pengepungan ibukota Bosnia Sarajevo selama 43 bulan.
Jaksa Dermot Groome mengatakan dalam sidang PBB itu bahwa Mladic memerintahkan pasukannya membunuh orang-orang yang bukan ethnik Serbia di wilayah Bosnia yang dianggapnya bagian dari negara Serbia.
Mladic dituduh membantu memimpin pengepungan berdarah ibukota Bosnia, Sarajevo, dan memerintahkan pembantaian delapan ribu orang pria dan anak laki-laki Muslim di daerah kantong Srebrenica yang dilindungi PBB bulan Juli tahun 1995.
Jaksa mengatakan mereka akan menggunakan bukti dari lebih dari 400 orang saksi, walaupun sangat sedikit dari mereka yang akan memberi kesaksian dalam peradilan. Saksi pertama akan memulai kesaksiannya tanggal 29 Mei.
Pengacara Mladic Branko Lukic mengatakan pembela meminta penangguhan sidang karena waktu yang lebih banyak dibutuhkan untuk mempelajari berkas kasus yang sangat besar.
Tetapi, banyak keluarga korban mengutarakan kekecewaan karena sidang tertunda-tunda, dan mengatakan mereka berharap agar Mladic yang sakit-sakitan itu akan bertahan hidup untuk melihat keadilan dilaksanakan.
Tetapi Mladic dianggap pahlawan oleh banyak suku Serbia, terutama di Bosnia. Ia ditangkap setahun lalu di Serbia, setelah kira-kira 16 tahun buron sebagai salah satu penjahat yang paling dicari di Eropa.
Para pengamat mengatakan ia tidak mungkin dapat bersembunyi demikian lama tanpa jaringan pendukung.
Jaksa internasional telah mendakwa Mladic dengan 11 pasal kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk genosida, yang dilakukan pada awal tahun 1990-an dalam perang antar-ethnik Bosnia.
Mladic memasuki ruang sidang dengan sikap yang membangkang, dimana ia mengacungkan jempol dan bertepuk tangan. Ia memberi isyarat potong leher dengan menggunakan jarinya ketika ia memandang para keluarga korban yang menyaksikan sidang dari balik kaca yang tahan peluru.
Jaksa menunjukkan gambar video dan naskah pembicaraan telepon Mladic sebagai bukti peranannya dalam pembunuhan kaum sipil pada masa pengepungan ibukota Bosnia Sarajevo selama 43 bulan.
Jaksa Dermot Groome mengatakan dalam sidang PBB itu bahwa Mladic memerintahkan pasukannya membunuh orang-orang yang bukan ethnik Serbia di wilayah Bosnia yang dianggapnya bagian dari negara Serbia.
Mladic dituduh membantu memimpin pengepungan berdarah ibukota Bosnia, Sarajevo, dan memerintahkan pembantaian delapan ribu orang pria dan anak laki-laki Muslim di daerah kantong Srebrenica yang dilindungi PBB bulan Juli tahun 1995.
Jaksa mengatakan mereka akan menggunakan bukti dari lebih dari 400 orang saksi, walaupun sangat sedikit dari mereka yang akan memberi kesaksian dalam peradilan. Saksi pertama akan memulai kesaksiannya tanggal 29 Mei.
Pengacara Mladic Branko Lukic mengatakan pembela meminta penangguhan sidang karena waktu yang lebih banyak dibutuhkan untuk mempelajari berkas kasus yang sangat besar.
Tetapi, banyak keluarga korban mengutarakan kekecewaan karena sidang tertunda-tunda, dan mengatakan mereka berharap agar Mladic yang sakit-sakitan itu akan bertahan hidup untuk melihat keadilan dilaksanakan.
Tetapi Mladic dianggap pahlawan oleh banyak suku Serbia, terutama di Bosnia. Ia ditangkap setahun lalu di Serbia, setelah kira-kira 16 tahun buron sebagai salah satu penjahat yang paling dicari di Eropa.
Para pengamat mengatakan ia tidak mungkin dapat bersembunyi demikian lama tanpa jaringan pendukung.