PBB Adopsi 4 Resolusi, Voting Lewat E-mail Karena Wabah Corona

Kantor PBB di New York. (Foto: dok).

Dewan Keamanan PBB, Senin (30/3) dengan suara bulat mengadopsi empat resolusi, dengan seluruh 15 anggotanya memberikan suara mereka lewat email untuk kali pertama karena wabah virus corona.

Para anggota memutuskan untuk mempertahankan pasukan di kawasan Darfur yang rusuh di Sudan hingga akhir Mei, dan mempertahankan misi politik PBB di Somalia hingga 30 Juni. Mereka memperpanjang mandat panel pakar PBB yang memonitor sanksi-sanksi terhadap Korea Utara hingga 30 April 2021, dan menegaskan pentingnya mendukung operasi-operasi perdamaian PBB di berbagai lokasi di dunia.

Badan PBB paling berpengaruh ini melangsungkan pertemuan lewat konferensi video karena wabah COVID-19 melanda kota New York, di mana PBB bermarkas. Pertemuan terakhir dewan tersebut di markas itu berlangsung 12 Maret, ketika sebuah resolusi diadopsi untuk memperpanjang mandat misi pemeliharaan perdamaian PBB di Sudan Selatan, dan menyambut baik kemajuan-kemajuan yang dicapai menuju perdamaian di sana.

Sebuah resolusi yang disponsori Inggris dan Jerman memperpanjang keberadaan pasukan gabungan pemelihara perdamaian PBB-Uni Afrika di Darfu, yang dikenal sebagai UNAMID, hingga 31 Maret, sewaktu dewan itu memutuskan apakah akan melakukan penarikan pasukan itu dari sana.

Sebuah proposal resolusi Dewan Keamanan PBB, yang diperoleh kantor berita Associated Press sebelumnya bulan ini, menunjukkan badan itu akan mengganti UNAMID dengan misi politik dan pembangunan perdamaian PBB yang tujuan utamanya adalah mendukung transisi yang rapuh di Sudan menuju demokrasi, termasuk merancang konstitusi baru dan menyiapkan pemilu. Namun proposal itu bisa berubah sebelum dewan itu membuat keputusan terakhirnya mengenai UNAMID dan misi kelanjutannya pada akhir Mei.

China, yang menjabat sebagai presiden bergilir dewan itu, mensponsori resolusi yang secara bulat mengadopsi penegasan peran penting yang dimainkan pasukan pemeliharaan perdamaian PBB dalam mewujudkan kestabilan dan perdamaian, dan mendesak negara-negara di mana pasukan itu dikerahkan untuk menjamin kebebasan mereka dalam bergerak.

Pasukan perdamaian PBB saat ini memiliki lebih dari 100.000 personel lapangan, termasuk militer, polisi, dan warga sipil, dari lebih 120 negara. Mereka saat ini berada dalam 13 misi aktif yang tersebar di tiga benua. [ab/uh]