Lebih dari 100 pemimpin dunia dan pejabat tinggi pemerintah akan mengadakan sidang khusus dua hari Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sidang yang diadakan secara virtual mulai Kamis itu (3/12) akan membahas tanggapan global terhadap pandemi COVID-19 dan menyusun strategi pemulihan.
Brendan Varma, Juru Bicara Presiden Majelis Umum PBB Volkan Bozkir, mengatakan sidang khusus itu bertujuan untuk menciptakan strategi multilateral antara negara, PBB, sektor swasta dan pengembang vaksin untuk menyusun strategi pemulihan.
Kantor berita Associated Press mengatakan hari kedua dan terakhir pada hari Jumat akan mencakup tiga panel virtual: tanggapan badan global itu terhadap pandemi, kemajuan menuju vaksin virus corona, dan pemulihan ekonomi global dari pandemi.
Program Pembangunan PBB (UNDP) telah merilis sebuah studi yang memperkirakan pandemi COVID-19 dapat mendorong 207 juta orang lagi ke dalam kemiskinan ekstrem, sehingga jumlah totalnya menjadi lebih dari 1 miliar menjelang tahun 2030.
Sebuah laporan terpisah yang dirilis hari Kamis (12/3) oleh Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan mengatakan hampir 50 negara yang disebut paling tidak berkembang akan mengalami kinerja ekonomi terburuk dalam tiga dekade, menjerumuskan sekitar 32 juta orang ke dalam kemiskinan ekstrem tahun ini saja.
Pertemuan hari Kamis ini (3/12) berlangsung ketika di seluruh dunia telah terjadi hampir 1,5 juta kematian akibat COVID-19, dari keseluruhan 64,5 juta kasus. Di antara yang terakhir meninggal karena penyakit itu adalah mantan Presiden Perancis Valery Giscard d'Estaing, yang meninggal Rabu (2/12) di rumahnya di Perancis tengah dalam usia 94. Giscard pertama kali didiagnosis terjangkit virus corona pada September dengan komplikasi pernapasan.
Di Amerika Serikat, di mana ada lebih dari 13,9 juta kasus COVID-19 dan lebih dari 273.836 kematian, situasinya semakin memburuk setiap harinya. Menurut Proyek Pelacakan COVID, di Amerika hari Rabu terdaftar lebih dari 100.000 rawat inap karena virus itu untuk pertama kalinya sejak awal pandemi dan hampir 200.000 kasus baru. [lt/ab]