PBB akan Danai Program Persiapan Bencana dan Penanggulangan Perubahan Iklim

Seorang warga Sri Lanka yang selamat dari tsunami 2004 berdoa di dekat kuburan sanak-keluarganya (foto: dok).

PBB telah memperluas lingkup dana peringatan tsunami Asia dengan menambah program-program kesiapan menghadapi bencana dan perubahan iklim.

Asia-Pasifik adalah wilayah yang paling rawan bencana di dunia dan PBB mengatakan lebih banyak dana diperlukan untuk mempersiapkan negara-negara menghadapi bencana, terutama negara miskin.

Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik mengumumkan, Senin, pihaknya memperluas lingkup dana untuk membantu mendirikan sistem peringatan tsunami regional. Dana tersebut kini akan mencakup program-program kesiapan menghadapi bencana dan perubahan iklim.

Noeleen Heyzer adalah direktur eksekutif ESCAP. Heyzer mengatakan ada kebutuhan mendesak bagi negara yang lebih kaya dan lebih siap untuk membantu negara yang lebih miskin mempersiapkan diri menghadapi bencana alam dan keadaan darurat lainnya.

"Banyak negara di kawasan ini tidak punya kapasitas atau sumber daya penting untuk menghadapi bencana," kata Heyzer. "Padahal mereka bisa mendapat manfaat dari sumber-sumber daya, akses terhadap teknologi baru, pengembangan keterampilan, dan praktik-praktik terbaik yang berasal dari seluruh kawasan. Inilah manfaat-manfaat yang akan disediakan dana ini. "

Dana peringatan tsunami didirikan setelah tsunami di Samudera Hindia pada tahun 2004, yang melanda sedikitnya 12 negara dan menewaskan lebih dari 200.000 orang.

Thailand dan Swedia memberikan kontribusi terbesar terhadap dana tersebut, diikuti dengan Bangladesh, Nepal, Turki dan Belanda. Negara-negara lain saat ini sedang meninjau janji-janji untuk mewujudkan dana yang diperbesar itu.

Menteri Luar Negeri Thailand Kasit Piromya mengatakan telah meminta negara-negara lain untuk memberikan dana dan dukungan. "Sekarang baru ada enam negara. Saya kira, kita perlu lebih banyak dana untuk dapat melakukan kegiatan yang lebih komprehensif. Tapi, ini adalah tanggung jawab bersama untuk semua," ujar Piromya.

Kawasan Asia-Pasifik setiap tahun dilanda gempa bumi, badai tropis, banjir dan tanah longsor. Jumlah korban dari bencana-bencana tersebut diperparah dengan penduduk yang padat, banyak daerah yang terpencil, seperti sebagian negara pulau di Samudera Pasifik dan kemiskinan ekstrim di beberapa negara seperti Burma dan Bangladesh.

Contohnya, pada tahun 2008, Burma dilanda Topan Nargis, yang menewaskan 140.000 orang dan menyebabkan puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal.

PBB mengatakan bahwa dari tahun 2000 sampai 2008, 80 persen korban bencana alam berada di kawasan Asia Pasifik.