Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pemungutan suara pada resolusi yang disponsori AS yang menyatakan bahwa “gencatan senjata segera dan berkelanjutan” dalam perang Israel-Hamas di Gaza adalah “imperatif” (sangat penting) untuk melindungi warga sipil dan untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan dikirim ke lebih dari 2 juta warga Palestina yang kelaparan.
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan ia optimistis rancangan resolusi baru yang lebih keras itu dapat disetujui oleh ke-15 negara anggota pada hari Jumat (22/3).
Rancangan yang diajukan untuk voting itu “menentukan” – yang merupakan perintah Dewan – “imperatifnya gencatan senjata segera dan berkelanjutan,” tanpa ada kaitan langsung dengan pembebasan sandera yang ditawan Hamas dalam serangan 7 Oktober terhadap Israel, yang ada dalam rancangan sebelumnya. Tetapi rancangan baru ini akan memberi dukungan tegas bagi upaya-upaya diplomatik “untuk menjamin gencatan senjata sehubungan dengan pembebasan semua sandera yang tersisa.”
BACA JUGA: Blinken: Serangan Darat Israel di Rafah 'Sebuah Kesalahan' Dan Tidak DiperlukanWakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky mengatakan Moskow tidak akan puas “dengan apa pun yang tidak menyerukan gencatan senjata segera,” dengan mengatakan itulah yang ditekankan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan yang diinginkan “semua orang.” Ia mempertanyakan penggunaan kata-kata dalam rancangan tersebut, dan bertanya, “Apa arti imperatif? Saya mendapat perintah memberi Anda $100, tapi … itu hanya perintah, bukan $100.”
“Jadi menurut saya, ada yang bermain-main dengan komunitas internasional,” kata utusan Rusia itu.
Dewan Keamanan PBB telah mengadopsi dua resolusi mengenai situasi kemanusiaan yang memburuk di Gaza, tetapi tak satu pun yang menyerukan gencatan senjata.
Rusia dan China memveto resolusi yang disponsori AS pada akhir Oktober lalu yang menyerukan jeda pertempuran untuk mengirimkan bantuan, melindungi warga sipil, dan berhenti mempersenjatai Hamas. Mereka mengatakan itu tidak mencerminkan seruan global mengenai gencatan senjata.
AS, sekutu terdekat Israel, telah memveto tiga resolusi yang menuntut gencatan senjata. Yang paling baru adalah resolusi yang didukung Arab yang disetujui 13 anggota Dewan dan satu abstain pada 20 Februari lalu.
Sehari sebelumnya, AS mengedarkan resolusi tandingan, yang mengalami perubahan besar selama perundingan sebelum pemungutan suara hari Jumat. Pada awalnya, rancangan ini akan mendukung gencatan senjata temporer yang dikaitkan dengan pembebasan semua sandera, dan rancangan sebelumnya akan mendukung upaya-upaya internasional bagi gencatan senjata sebagai bagian dari kesepakatan mengenai sandera.
Pemungutan suara itu akan berlangsung sementara Blinken, diplomat tertinggi AS, dalam misi penting keenam ke Timur Tengah sejak perang Israel-Hamas pecah, untuk membahas kesepakatan mengenai gencatan senjata dan pembebasan sandera, selain berbagai skenario pascaperang. [uh/lt]