PBB akan Voting untuk Menetapkan Hari Peringatan Genosida Srebenica

Mobil polisi khusus Republik Spska melintas di depan papan iklan yang bertuliskan "Kami bukan negara genosida" di Srebrenica, Bosnia, 23 Mei 2024. PBB akan voting draf resolusi untuk menetapkan 11 Juli sebagai Hari Internasional Genosida di Srebenica. (Foto: /Armin Durgut/AP)

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan melakukan pemungutan suara pada Kamis (23/5) untuk menetapkan hari peringatan tahunan genosida Srebrenica yang terjadi pada 1995, meskipun ada tentangan keras dari warga Serbia Bosnia dan Serbia.

Resolusi yang dirancang oleh Jerman dan Rwanda -- negara yang identik dengan genosida abad ke-20 -- akan menjadikan 11 Juli sebagai Hari Peringatan Genosida Srebrenica Internasional.

Pemerintah Serbia mengatakan ada upaya yang dilakukan untuk menyalahkan masyarakat Serbia secara umum dan Presiden Aleksandar Vucic mengatakan dia akan berada di PBB untuk "berjuang dengan segenap kekuatan dan hati" untuk menentang inisiatif tersebut.

Menteri Luar Negeri Serbia Marko Djuric berjanji untuk “melindungi negara dan rakyat kami dari stigma jangka panjang.”

Pasukan Serbia Bosnia merebut Srebrenica – daerah kantong yang dilindungi PBB pada saat itu – pada 11 Juli 1995, beberapa bulan sebelum berakhirnya perang saudara berdarah di Bosnia, yang menewaskan sekitar 100.000 orang.

Pada hari-hari berikutnya, pasukan Serbia Bosnia membunuh sekitar 8.000 pria dan remaja Muslim. Pengadilan Kriminal Internasional untuk bekas Yugoslavia (ICTY) dan Mahkamah Internasional menggambarkan pembunuhan itu sebagai genosida.

Insiden ini dianggap sebagai kekejaman terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II.

Selain menetapkan hari peringatan tersebut, rancangan resolusi tersebut juga mengutuk “penyangkalan apa pun” terhadap genosida dan mendesak negara-negara anggota PBB untuk “mempertahankan fakta yang sesungguhnya.”

Dalam surat dari Jerman dan Rwanda kepada seluruh anggota PBB, pemungutan suara tersebut digambarkan sebagai “kesempatan penting untuk bersatu dalam menghormati para korban dan mengakui peran penting yang dimainkan oleh pengadilan-pengadilan internasional.” [ab/lt]