PBB menyambut baik pengumuman gencatan senjata di Gaza pasca pertempuran baru antara Israel dan Palestina.
Juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan Guterres menyerukan semua pihak untuk mematuhi gencatan senjata dan menegaskan kembali komitmen PBB untuk mencapai solusi dua negara berdasarkan resolusi PBB yang relevan, hukum internasional dan perjanjian sebelumnya.
PBB menggarisbawahi bahwa Wakil Koordinator Khusus Lynn Hastings memimpin upaya bantuan kemanusiaan yang akan segera dikirim ke Gaza.
Seiring berlakunya gencatan senjata antara Israel dan militan Palestina pasca aksi kekerasan selama tiga hari terakhir ini, pembangkit listrik satu-satunya di Gaza kembali beroperasi. Dujarric mengatakan pemadaman listrik harian bergilir diperkirakan akan menurun dari 20 jam menjadi 14 jam sehari.
BACA JUGA: Gencatan Senjata "Rapuh" antara Israel dan Jihad Islam Masih BerlangsungIsrael membuka kembali penyeberangan ke wilayah itu dan mencabut pembatasan keamanan pada komunitas Israel di bagian selatan setelah berlakunya gencatan senjata yang dimediasi Mesir Minggu malam (7/8).
Aksi kekerasan terbaru ini merupakan yang terburuk setelah perang selama 11 hari antara Israel dan Hamas tahun lalu.
Sedikitnya 44 warga Palestina – termasuk 15 anak-anak dan 4 perempuan – tewas dalam pertempuran selama tiga hari itu. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 311 orang luka-luka. Diantara korban tewas terdapat 12 militan Jihad Islam, satu dari kelompok bersenjata yang lebih kecil dan dua orang polisi yang berafiliasi dengan Hamas yang tidak ambil bagian dalam pertempuran itu.
Israel memperkirakan 47 warga Palestina tewas, termasuk 14 orang yang tewas oleh roket Jihad Islam yang gagal ditembakkan. Sementara 20 militan dan tujuh warga sipil tewas dalam serangan udara Israel. Enam kematian lain masih diselidiki.
Tidak ada warga Israel yang tewas atau luka-luka dalam pertempuran itu.
Aksi kekerasan tiga hari terakhir ini berpotensi bergulir menjadi perang habis-habisan, yang tertahan karena Hamas tidak ikut melibatkan diri. Hamas tampaknya khawatir dengan aksi pembalasan Israel, termasuk gagalnya upaya kerjasama ekonomi dan penerbitan kartu izin kerja bagi warga Palestina. [em/jm]