PBB Desak Negara-negara Bantu Pelaut yang Terimbas Pandemi

Sebuah kapal milik militer Filipina melintas di depan kapal pesiar milik Ruby Princess yang berlabuh di Teluk Filipina untuk penyelidikan wabah Covid-19, 7 Mei 2020. (Foto: AP)

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dihadang isu lain terkait Covid-19, bagaimana membantu lebih dari 300 ribu pelaut yang terjebak di laut karena pembatasan virus corona.

Mewakili pelaut, kapten kapal Hedi Marzougui mengungkapkan pelaut semakin putus asa karena sudah setahun atau lebih dilarang mendarat. Pada Kamis (24/9), ia mengajukan kasus pelaut itu dalam pertemuan dengan para eksekutif perkapalan dan pejabat pemerintah di sela-sela Sidang Umum PBB pekan ini.

Beberapa bulan setelah pandemi dimulai, banyak perbatasan tetap ditutup dan penerbangan masih jarang. Itu menyulitkan upaya mendatangkan pengganti bagi awak kapal yang terjebak di laut dan memaksa pengusaha terus memperpanjang kontrak mereka.

Kapten Marzougui mengatakan mereka menerima informasi yang sangat terbatas dan menjadi semakin sulit mendapatkan pasokan penting dan dukungan teknis.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bergabung dengan perusahaan perkapalan, serikat pekerja dan organisasi maritim dalam mendesak pemerintah agar menyatakan awak perdagangan laut sebagai pekerja penting dan memungkinkan mereka bepergian dengan lebih bebas. Dengan lebih dari 80 persen volume perdagangan global diangkut melalui laut, dua juta pelaut dunia memainkan peran penting.

Tidak disebut berapa banyak pelaut yang tertular virus corona. [ka/pp]